19 Sep 2013

meracau..




Kalian bisa merasakan apa yang tidak bisa orang lain rasakan

Dengan sudut pandang yang berbeda.

Kalian memikirkan apa yang tidak orang lain pikirkan.

Anggap semua itu adalah pengalaman hidup.

pemberian yang harus kalian jaga

Dan tentu harus disempurnakan

Sepertinya halnya layang – layang yang butuh angin untuk terbang

Sesuatu yang terjadi pasti karena sesuatu hal lainnya.

Kalian tidaklah dilahirkan oleh diri kalian sendiri .

Jangan rendah hati.

Kalian tidak bodoh. Dan kalian terlahir bukan untuk menjadi itu.

Walaupun terkadang lemah, tapi inilah kalian.

Sama seperti orang lainya yang berusaha menjadi sempurna di mata orang banyak.

Seperti halnya bunga bangkai yang tidak bisa menentukan baunya sendiri
manusia tidak bertanggung jawab harus jadi apa ketika dilahirkan.

12 Sep 2013

Postingan Yang Mengandung Curhat


Bagaimana Tuhan menyusun rencananya seperti menjadikan dua orang manusia dari berteman biasa, kemudian semakin dekat dan beberapa minggu kemudian saling jatuh cinta?

Bagaimana semua rencana itu seperti tidak nampak tapi sebenarnya ada?

Proses dua orang anak manusia bisa saling jatuh cinta itu memang aneh. Konyol. Gila dan kompleks.
 Ada yang ditakdirkan Tuhan seperti tanpa rencana.  Datang ke ulang tahun teman, berkenalan dan kemudian saling jatuh cinta.  Bahkan teman gue ada yang bertemu sewaktu satu bangku di dalam sebuah bus.  Mereka berdua ngobrol, saling tukar nomor, kemudian tiga hari kemudian berlanjut nonton bareng. Simple banget kan?
Namanya juga cinta, tidak semuanya mulus kok.Ada juga dengan cara yang berantem dulu, musuhan,  kemudian kangen – kangenan, beberapa bulan setelah itu barulah mereka saling jatuh cinta.Kemudian harus berpisah di airport, kemudian ciuman. Oh,maaf… ternyata ini film Ada Apa Dengan Cinta.

Tapi, bagi sebagian orang, jatuh cinta tidaklah sesederhana itu. Bahkan ada yang terjebak dalam ikatan persahabatan bertahun - tahun. Takut ditolak. Takut perasaan yang dia miliki tidak sama dengan orang yang dia sukai. Takut kehilangan rasa nyaman dan menunggu waktu yang tepat dengan alasan agar semuanya tidak berantakan. Sampai  akhirnya…harus jatuh cinta sendirian.
Kalau bahas tentang cinta, agak ragu juga kalau harus diberi tahu ke semua orang. Gue menganggap pembicaraan masalah cinta itu sesuatu yang rumit dan sakral. Sebab, tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik. Tidak sembarang suasana cocok untuk memperbincangkannya. Dan tidak sembarang sinetron bisa mengambarkannya dengan benar.

 Lho, kalo begitu kenapa lo nulis tentang cinta?

Simple, karena gue pingin nulis. Gue Cuma mau nulis apa yang mau gue tulis, bukan apa yang mau kamu baca.

Oke lanjut…

Berbicara tentang cinta, berbicara tentang  kenyataan. Begitulah pelajaran yang gue dapatkan dari sebagian legenda di masa lalu gue.  Ketika kita membuka hati untuk seseorang itu artinya kita sudah menutup pintu untuk orang lainnya.

Dulu, gue pernah saling titip hati sama seseorang. Semuanya hanya berawal dari perhatian – perhatian kecil. Hingga akhirnya kita benar – benar dekat dan jadian. Gue jaga hati dia dan dia jaga hati gue. Gue merasa bertemu dengan orang yang tepat untuk menjaga apa yang gue beri. Awalnya,  semuanya berjalan dengan baik.  sampai akhirnya kita sadar, bahwa apa yang dititipkan selalu ada batasnya. Dan gue nggak pernah sadar, kalau apa yang dititipkan akan selalu diambil kembali oleh pemiliknya. Jika yang dititipi tidak bisa menjaga dengan benar, tentu apa yang dititipkan bisa saja rusak. Seperti yang kita ketahui, bahwa apa yang dikembalikan tidak selalu sama dengan apa yang pertama kita berikan. Sama dengan apa yang gue dan dia alami. Hati gue tergores. Dan mungkin hati dia juga tergores.  Tapi tidak ada yang bisa disalahkan dari sebuah kerusakan ini. Karena kita sama – sama menitipkan hati kepada orang yang salah.

Dan saat ini, gue kembali menemukan orang yang gue pikir tepat untuk menjaga hati gue. Kali ini kita tidak lagi saling menitipi, melainkan saling tukar. Karena bagi kita, sesuatu yang sudah dikasih nggak boleh diambil lagi. tapi, kembali lagi kemasalah takdir kan. Tidak ada yang tahu. Toh waktu setiap detik terus bergerak cepat. Semua teka – teki hidup perlahan – lahan kebuka juga. kita masih sering berkomunikasi. Berantem – berantem kecil. Kangen – kangenan dan hal – hal menyenangkan lainnya yang seiring waktu entah kenapa terasa membosankan.

Dari semua kejadian – kejadian ini, terkadang sikap dia memaksa gue untuk acuh tak acuh pada keadaan. Dan setiap kali gue ngeliat nama dia di inbox handphone, pertanyaan pertama yang selalu muncul di kepala gue adalah apa sudah saat untuk ngembaliin apa yang sudah gue jaga selama ini?


23 Jun 2013

Puisi Yang Dibuat Dengan Segenap Asal - asalan

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana kau mencintainya.

Sesederhana waktu yang terus berlalu

Sesederhana pagi yang menjelang siang.

Sesederhana senja ditelan malam.

Aku hanya takut.


Takut pada diri sendiri dan takut pada kenyataan bahwa kamu mampu menerjemahkan perasaan ini lebih cepat.

Maka, yang ingin aku katakan adalah...

jika aku tidak mengatakannya, bukan berarti aku tidak merasakannya.

Hanya saja aku tidak menemukan kata – kata yang lebih sederhana dari perasaanku.

Sesederhana kau dan aku. Yang terus bersilang.

-Teruntuk Kamu (Palembang, 2013)

17 Jun 2013

Tentang Beberapa Hal

Hari – hari yang gue lalui belakang ini benar – benar ancur. Gue semakin sedikit memiliki waktu untuk melakukan ritual menulis. Selain nggak ada waktu, malas juga berperan besar atas semua ini. Terkadang, gue suka menyemangati  diri gue sendiri “Ayoo, you can do!”

Banyak hal yang terkadang lewat begitu saja tanpa ada kesan yang membekas. Padahal, kalau dimanfaatin bakalan jadi bahan yang menarik buat tulisan. Well, namanya juga orang sibuk. Jangankan untuk bagi - bagi cerita, ngurusin diri sendiri aja kadang lupa.

Untuk itu, gue minta maaf !
Gue minta maaf kepada draf - draf kosong yang tak sempat terisi. Gue minta maaf kepada kepala yang setiap hari harus menampung cerita – cerita aneh yang tak sempat untuk dibagi ke blog ini.

Gue minta maaf kepada : Kamu..kamu.. kamu dan kamu yang selama ini sering gue buat kesel.

Well, gue nggak bakalan cerita itu semua di sini mungkin. Gue takut ada pihak - pihak tertentu yang bakalan kesingung kalau mereka baca.


Masih berminat membaca tulisan ini?

Kalau tidak, kamu boleh melewatinya dengan menekan tombol close atau mematikan laptop. Tapi gue tetap akan menulis dan meneruskan cerita tidak seberapa ini. Bukan buat siapa-siapa, tapi lebih untuk diri gue sendiri agar kelak bisa ingat apa saja yang sudah gue lalui.

Beberapa hal yang belakangan ini ada dipikiran gue:

Pertama : Gue sering banget  (tanpa sadar) salah membedakan antara odol dan pembersih wajah. Kalao nggak odol yang dijadiin pembersih wajah, yah pembersih wajah yang dijadiin odol. Setiap kali gue cerita sama teman, tanggapan mereka rata – rata sama : Lo itu idiot!

Kedua : Gue beli parfume. Pertama kali gue cobain baunya enak banget. Setelah beberapa hari kok tiba – tiba enek. Apanya yang salah, yah?

Ketiga : Gue semakin pelupa. Seperti tadi, setelah makan, gue langsung nyelonong aja. Demi Tuhan, gue nggak punya niat untuk pura – pura lupa bayar.

Keempat : Gue pengin bisa membelah diri. Bukan ! bukan seperti amoeba. Gue pengin seperti naruto yang bisa berubah banyak. Gue Cuma berkhayala bisa bertukar pikiran dengan diri gue sendiri.

Kelima : Gue baru sadar, selama 21 tahun gue hidup.. gue belum punya apa - apa untuk dibanggain.

Keenam : Gue berharap, tahu depan akan ada sesuatu yang baru, yang bakalan mengubah hari - hari yang membosankan ini.

Ahh, sudahlah. Terlalu meracau sepertinya tulisan ini..

12 Jun 2013

Apakah Saya Sedang Jatuh Cinta?

Kata orang jika kamu ingin menulis maka tulislah apa yang kamu lihat, kamu dengar dan kamu rasakan.

Dan pikirkan perasaan yang paling kuat diantaranya. Maka tulislah..

Saat ini saya ingin menulis tentang cinta.

Apakah saya sedang jatuh cinta?

Ohhh, tentu saja tidak.

Saya tidak sedang jatuh cinta dengan siapapun.  Saya hanya ingin membahasnya saja. Walaupun sebenarnya menulis tentang cinta itu sangatlah rumit. Tapi, saya ingin membahasnya dengan sudut pandang yang berbeda. Dari apa yang saya ketahui.
Entah ini hanyalah gurauan basi atau apapun itu menurut kalian nanti. Saya tidak peduli !

Mungkin saya tidak bisa menganalogi kannya secara indah seperti menggabungkannya dengan anekdot terkeren atau mengungkapkannya dengan puisi yang cantik yang dibalut dengan kata – kata puitis.

Ohh.. tentu saja saya tidak bisa. Saya bukanlah penulis hebat.

Saya hanya ingin membuat semua ini menjadi sederhana. Agar kamu mengerti tanpa harus ada yang membuat kita saling menyakiti.

Dan dengan penuh kebencian akan saya katakan… saya sangat menyukai kamu.

Dengan semua ketidak sadaran diri. Saya suka saat kamu tersenyum dan saya suka saat kamu tertawa  ketika melihat kekonyolan yang saya perbuat, walaupun, pada akhirnya saya terlihat bodoh di mata kamu.

Saya suka melihat ekspresi kamu bercerita. Saya suka saat mendengarkan kamu bernyanyi. sementara saya selalu berpura – pura tidak peduli dibalik semua kekaguman ini.

Saya suka saat kita berpapasan. Saya suka dengan semua kecanggungan saat mata kita bertemu. Dan kita selalu bersikap seolah – olah semuanya biasa – biasa saja. Kemudian kita saling berpaling di balik jutaan gengsi yang tersimpan.

Saya suka saat kamu berbicara setelah kamu tahu waktunya diam telah habis. Saya suka dengan cara kamu yang pandai menempatkan diri. saya suka semua cara kamu.

Saya nyaris kehabisan oksigen ketika mengetahui kamu ada di dekat saya. Tololnya, Yang ada di kepala saya hanyalah ambisi – ambisi untuk melupakan kamu sebelum semua ini terlalu dalam.

Tapi, semakin saya berusaha untuk menjauh, selama itu juga saya merasa kehilangan kesempurnaan.

Dan seperti yang sudah saya bilang, jangan berpikir saya sedang jatuh cinta. Saya hanya ingin menuliskan apa yang ada di kepala. Saya ingin menuliskannya, agar tidak lupa. Itu saja !


9 Jun 2013

Bangunkan Akuuu : Another Morning Disaster

Gue sempat dengar di salah satu stasiun radio, penyiarnya mengatakan, menurut para peneliti pekerjaan yang paling cocok untuk orang – orang yang mengidap penyakit insomnia itu berbau seni.  Dan setelah gue search ternyata benar. Dan pekerjaan yang cocok buat gue kayanya seni lukis. Lebih tepatnya seni lukis bantal. Lebih tepatnya lagi seni lukis bantal pakai iler.
Eniwei, gue punya kebiasaan jelek soal bangun pagi. Kebiasaan jelek di sini maksudnya,  bukan sewaktu gue bangun muka gue jadi jelek, bukan ! Gue masih ganteng kok. Masih mirip Gojin di film Mak Lampir.

Selama beberapa hari ini, gue selalu bangun kesiangan. Semua ini disebabkan karena ketidakmampuan pantat gue untuk menangkap suara alarm HP yang berbunyi. Hasilnya…gue telat ke kampus !

Setiap kali gue bangun, gue selalu ngucek – ngucek mata, garuk – garuk punggung, liat kiri kanan. Tarik nafas untuk beberapa  menit,  kemudian…. balik lagi tidur. Pokoknya gitu terus setiap pagi.
Kadang – kadang kalo lagi iseng liatin isi celana dalem dulu,  buat mastiin kelamin gue udah berubah belom.
Terkadang, gue sudah kaya burung gereja. Kalo panas yah ke panasan, kalo hujan yah kebasahan. Ini serius loh. Gue tuh kalo bangun pagi, yah pagiiii banggeeeet. Tapiiii, kalau bangun siaaangg, siaaangg bangeeet. Yang sialnya tuh, kalau ada kuliah siang gue bangun pagi. Kalau ada kuliah pagi gue bangun sianggg.

Seperti kemarin, gue tidur jam 1 pagi, sebelum tidur gue emang selalu nyetel alarm di hp gue. dan kampretnya jam 4 pagi gue udah kebangun sementara alarm yang gue stel jam 6.

Penyebab bangun duluan dari pada suara alarm ini kerap kali membuat gue datang ke kampus suka telat. Karena setiap kali gue bangun jam 4, gue langsung nggak bisa tidur, pas jam 6 (yang seharusnya jatah gue bangun)  gue malah  ngantuk lagi dan tanpa sadar ketiduran lagi. Alhasil gue baru bisa bangun jam 10.

Pelajaran Ekologi hewan adalah pelajaran yang mengharuskan gue untuk selalu bangun pagi. Dosennya juga killer abisss. Jam 7:30 semua harus masuk. Telat dikit aja jangan harap dibolehin masuk. Kalau pun boleh, harus berdiri dulu di depan kelas selama setengah jam pelajaran. Kalo udah begitu, mendingan disuruh keluar deh kalo gue.
 selain itu, hal yang paling gue kagumi dari dosen satu ini adalah cara mengajarnya yang cepat, lincah, keras, dan cadas. Mantap abiss. Saking takjubnya, kadang – kadang beliau sukses bikin semua mahasiswa bengong – bengong mesum ngeliatin tulisannya yang sudah mirip tulisan arab jaman dulu.

Dipelajaran ini juga  jumlah ketidakhadiran gue lebih asoy daripada jumlah cintaku padamu. SALAH KETIK. Dipelajran ini juga jumlah ketidakhadiran gue lebih banyak daripada jumlah istri Eyang Subur. MASIH SALAH KETIK. Dipelajaran ini juga jumlah ketidakhadiran gue lebih banyak daripada jumlah kehadiran gue. didorong oleh rasa takut itu juga gue berusaha untuk mati – matian tepat waktu kalau ada pelajaran beliau. Yang sialnya, Seperti biasa juga lagi – lagi gue kebangun sebelum alarm berbunyi.

Gue bangun jam 4 : 35 sementara alarm yang gue stel jam 6. Mengetahui kalau gue bakalan ketiduran lagi, gue berusaha untuk tidak ketiduran dengan mencari kesibukan di dalam kamar, seperti maen laptop, baca novel atau yang lebih ekstrimenya lagi main monopoli sendirian.

Sampai jam 6 gue buruan mandi dan bersiap berangkat ke kampus. Jarak dari tempat gue ke kampus lumayan jauh, kira – kira tiga harilah kalau sambil ngesot. Menuju kampus, gue menaiki kendaraan tercepat di dunia, kendaraan sejuta umat, harta warisan si doel anak betawi yang sampai saat ini belum juga punah (Baca : angkot)

Sampainya di gerbang kampus, gue lari – larian menuju lantai 3, kelas gue. jarak dari lantai 1 menuju lantai tiga pun lumayan buat capek soalnya harus menyusuri anak tangga.
Gue melirik jam tangan, jam 07 : 35. Gue sudah telat selama  5 menit. Mampuss !
Butuh sekitar 3 menit untuk sampai ke lantai 3. Gue lari secepat – cepatnya. Nafas gue udah nggak teratur, baju sudah hampir basah karena keringat.

Tepat di samping kelas. Gue berhenti sejenak, menarik nafas pelan – pelan sambil merapikan pakaian. Gue deg – deg an. Setelah itu gue maju pelan – pelan.

pelan…pelan.. sangaaat pelan..

kemudian pelan..

semakin pelaaaan..

Hap ! Tepat di depan kelas.

Gue berhenti.  Gue buka pintu pelan - pelan.

Creeeeet..

Pintu kebuka.

Seluruh mata tertuju ke arah gue. gue bengong,  kaget melihat ekspresi mereka yang seolah – olah baru kali ini melihat ada malaikat yang datang telat.
Gue melirik tempat duduk dosen. Kosong.
Pelan – pelan gue masuk sambil nyengir – nyengir nggak jelas. Tepat di depan kelas, gue melihat tulisan terpampang besar PAK UDIN HARI INI TIDAK MASUK !
Seketika itu juga teman – teman gue nyorakin rame – rame, dengan penuh keiklasan mereka bilang “KETIPUUUU !!”

Kampreeet !

Gue ketipu sama ekspresi mereka. Ternyata dosennya nggak masuk. GEMBEL !

 Oiya, menu blog gue baru dua tuh. Ada yang mau kasih saran nggak, kira - kira diisi sama apa? 


8 Jun 2013

SEPANJANG JALAN KENANGAN

Kemarin, teman gue, si Budi ngajakin main ke rumah saudaranya. Katanya sih ada urusan penting. Sebenarnya sih gue males banget untuk keluar rumah malam – malam. Apalagi malam itu hujan gerimis. Tapi, karena gue orangnya cinta alam dan kasih sayang sesama gembel, akhirnya… ya udalah.

Dan hal tergembel yang tidak pernah gue tahu adalah si Budi ini baru dua kali main ke rumah saudaranya itu,  jadi tidak diragukan lagi kalau monyet ini bakalan lupa jalan. Setelah melewati jalan berlumpur disiram hujan hatiku hancur – hancur karena abaaaangggg. Gue baru sadar,  ternyata fungsi gue di sini sebagai teman tersesat sepanjang perjalanan. Gue juga barutau setelah Budi minta pendapat ke gue setiap kali ada persimpangan.

“Menurut lo, kita ke kiri atau ke kanan?” Tanya Budi ke gue.
“HAAA? Lo nggak tahu jalan?” jawab gue panik.
“Bukan nggak tahu, gue Cuma lupa”

Saat itu juga gue sudah punya firasat cantik, kalau kita bakalan melewati malam yang panjang.
Misi utama kita adalah mencari mini market bernama Arizona. Kenapa Arizona? Baca aja dulu biar ramai biar gaduh sampai mengaduh..

25 menit kemudian kita dihadapkan kembali pada sebuah persimpangan.

“Lo yakin lewat sini?” Tanya gue nggak percaya.
“Tenang aja, gue mulai ingat” jawab Budi yakin.
“Kita mau cari Mini Market Arizona, kan?”
“Iya”
Motor terus melaju dengan kecepatan normal. Sementara gerimis belum juga berhenti.
“Nah, di depan ada persimpangan lagi tuh” kata gue

Ketika mendekati perempatan. Kecepatan motor semakin berkurang. Dan di sinilah kami sekarang. Lagi – lagi harus menentukan persimpangan. Seandainya nentuin milih cewek mungkin akan gampang – gampang aja. Tinggal bilang aja dengan gaya songong  “Neng aje deh nyang ikut abang”

“Gimana nih?” tanya gue bingung
“Trust me !” Budi belok ke sebelah kanan.
“Ohh.. lo udah ingat sekarang?”
“Pake Feeling aja” jawab Budi keren
“Serius lo, Bud. Kita mau cari Arizona, lo?”
“Jangan cerewet deh” kata Budi ke gue.

Sepuluh menit kemudian terpampang tulisan Arizona di sebuah Mini Market. Yeahhhh !
Semua lelah hilang, tubuh yang kedinginan mendadak panas. pantat gue yang capek terasa pindah ke muka Budi ! Lampu – lampu jalanan memendarkan cahayanya. Perjalanan melelahkan itu akan segera berakhir. Seolah – olah ada cahaya terang yang menuntun kami untuk menuju ke sana. Sejenak kemudian gue pengin sujud sukur sambil ngecup kening Budi. Tapi semua itu seketika berubah setelah gue tahu kalau Arizona hanyalah sebagai patokkan jalan yang sebenarnya.

“Kayanya lorong ini deh, lorong samping Arizona” kata Budi yakin.
“Jadi kita belum sampai?”
“Belumlah !”
“Jadi?? ” Gue kesel
Dia Cuma nyengir- nyengir “Heheheheeee”

Gue pengin cari mobil yang mau ngelindes Budi.

Beberapa kali kita muter – muter di sebuah komplek perumahan, yang akhirnya Cuma menemuin jalan buntu. Dan akhirnya kita balik lagi ke tempat awal : Arizona.
Pengin banget gue jedotin kepala ke helm dan pura – pura pingsan, biar dibawa ke rumah sakit. Terus minta anterin pulang. .

Entah ada angin apa, tiba – tiba Budi masuk Mini Market untuk beli minum. Dan setelah ditanya sama embak – embak kasir, ternyata – Arizona – Ada – Dua.

Jadi kesimpulannya, kita salah tempat.

Kita mutar balik arah, kembali ke perempatan tadi. Setelah ditanya sama orang – orang sana ternyata Arizona ada di persimpangan  sebelah kiri. GEMBEL !

Pukul 22 : 00, Diperjalanan menuju Arizona kedua, kita berhenti disebuah tempat makan. tempatnya sederhana banget dan nggak rame. Tempat yang pas lah buat bunuh teman sendiri. Sambil menunggu makanan datang,  gue ngibas – ngibasin rambut gue yang basah.

tiba – tiba si Budi nyanyi.

Budi : Aku terjatuhhhh daaaan tak bisa bangkit lagiiiii.
Gue : *Bengong*
Budi : Aku tenggelammm dalam lautannn lukaaaa dalammm
Gue : *Masih Bengong*
Budi : Aku tersesat dannn tak tauu arah jalan pulaaangggg
Gue : *jadi Sedih *
Budi + Gue : *Sambil pelukkan* Akuuuu tanpaaaamu butirannn debuuuu..

Setelah sedih – sedihan, akhirnya Budi marah sama gue karena gue minta bayarin.
Butuh waktu sekitar tiga menit untuk kita nemuin rumah saudaranya itu. gue perhatiin rumah – rumah di situ hampir sama. Dari mulai pagernya, bentuk, warna, dll. Gue sempat mikir, jangan – jangan yang punya rumah mukanya juga sama.
  sampainya di depan pagar rumah, gue bengong lagi. Kampungan gue kumat. Gue takjub ngeliat rumahnya yang gedeeeeee banget. Ada kucing anggoranya lagi. Bukan Cuma satu ada lima. Pas kita mau manggil, tiba – tiba ada satpam komplek yang lagi jaga.

“Cari siapa, dek?” Tanya satpam tersebut.
“Cari rumah Pak Umar” Jawab Budi.
“Ohh.. rumah pak Umar yang depan dek, bukan yang ini”

Lagi – lagi gue pengin mukul kepala Budi pake pentungan satpam.

Nggak lama dari itu, saudaranya Budi manggil dari depan pagar. Kita pun masuk. kita selama dari bencana alam. Dunia kembali terasa indah.
Karena takut salah lagi, karena udah kemalaman, akhirnya kita tidur di sana. Dikasih makan, dikasih minum, dan nggak dikasih cewek.

2 Jun 2013

Laron..Oh Laron

Belakangan ini gue lebih sering baca – baca tentang dunia hewan. Ini semua gue lakuin bukan semata – mata karena gue anak Biologi. Cuma karena gue nggak punya bahan untuk ditulis aja mungkin. Tapi seru juga sih bisa tahu perilaku aneh di dunia perhewanan. Gue jadi tahu kalau Belalang sembah yang cowok itu bakalan mati setelah melakukan perkawinan sama belalang sembah betina. Gue juga  jadi tahu kalau kelelawar adalah satu – satunya hewan mamalia yang bisa terbang.
Gue jadi tahu, cewek bakalan marah kalau pantatnya dicolek. IYA, GUE BARU TAHU ! 




Salah satu hal yang baru gue tahu adalah tentang laron. Ternyata  ada fakta unik tentang laron. Laron yang sering kita temui di rumah atau pun di jalanan ini ternyata metamorphosis dari sebuah rayap. Udah pada tahu yah? BAGUS !


Selama kaum laron menjadi rayap, mereka nggak punya sayap. Mereka masih satu keluarga sama semut, ini semua karena mereka adalah hewan social yang hidup secara berkoloni. Untuk bertahan hidup rayap – rayap ini memakan kayu, baik yang sudah lapuk maupun kerangka rumah. Terkadang,  kalau mereka lagi kumat bisa – bisa mereka makan hati, makan BH sama makan kolor. INI RAYAP ATAU SUMANTO COBA ?


Di awal musim penghujan, Laron - laron dewasa akan memiliki sayap. Mereka berbondong-bondong keluar dari sarang beterbangan dengan sayap baru  menuju cahaya. Sementara Laron yang masih anak - anak  belajar  mencicipi pahit manisnya kehidupan luar dengan cara berjudi, mabok – mabokkan dan pulang subuh. 


Dari sebuah perjalanan panjang itu hal terakhir yang mereka tuju adalah cahaya. Mereka akan berkumpul di sekitar cahaya untuk mencari pasangan yang kemudian akan membentuk koloni rayap baru. Sang betina yang terpilih akan menjadi ratu di dalam koloni yang baru itu nantinya. Dan Laron yang tidak menemukan pasangan, akan mati keesokan harinya. Gue yakin, Laron - laron yang jelek bakalan depresi banget kalo ada rayap ganteng di sekitarnya.
 

Dari semua ini gue jadi belajar tentang sebuah perjuangan yang sederhana. Gue jadi ingat quotes dari  Martin Luther “Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya, maka kehidupannya tidak berharga” mungkin itulah yang sedang diperjuangankan oleh Si Laron. Walaupun dia tahu bakalan mati kalo nggak dapat pasangan,  tapi dia punya sesuatu untuk diperjuangkan sampai akhir hayatnya. Macho lu, Ron !
 

Cinta itu emang kampret sekampret – kampretnya. Bahkan untuk seekor laron pun cara cinta bekerja itu menakjubkan.
 

Kekaguman gue sama rayap tidak kalah sama ke kaguman gue sama nyamuk. Nanti gue bakalan bahas tentang nyamuk aahhhh..

Gue juga kagum sama perjuangan nyamuk dalam bertahan hidup. Bayangin aja, dalam sekali makan aja nyamuk harus mempertahankan nyawanya. Bahkan, banyak dari kaum nyamuk yang mati secara konyol di tangan kita. 


Terkadang gue sirik sama kegigihan hewan – hewan ini. Gue sebagai manusia lebih gampang nyerah dan cepat mengeluh. Apalagi pada saat gue berada di titik kejenuhan, gue gampang banget ngeluh.  Padahal dari segi kemampuan gue lebih unggul dari rayap maupun nyamuk. Apalagi dari segi kegantengan. 


Terkadang gue mikir, di luar sana, ada nggak sih orang yang sedang merasakan hal yang sama dengan apa yang gue rasain. Gue gak pernah ngerti sama diri gue sendiri kenapa terkadang sebuah hal yang (kayaknya) kecil bisa begitu jadi besar buat gue. gue jadi gampang kecewa, marah dan putus asa.


Tapi dari laron dan nyamuk juga gue sadar, kalau selama ini gue terlalu sering ngeluh dan cepat putus asa. Gue punya kemampuan, gue punya bakat yang harus diasa. Gue punya sahabat yang selalu ada buat gue. Gue punya keluarga yang sudah berharap banyak dari gue. 

Dan tentunya... gue punya mimpi.
Mimpi yang sampai saat ini selalu membuat gue bahagia untuk lelah dan tersenyum saat terjatuh. Mimpi – mimpi yang sampai saat ini hanya mengapung di atas kepala. Tentang sebuah rencana besar yang selalu membangunkan gue dari tidur semalaman. Dan mimpi – mimpi itu akan selalu gue tunggu untuk menjadi nyata, seperti teh manis yang akan gue minum setiap pagi sebelum melalui hari – hari yang melelahkan.




27 Mei 2013

Crayon Warna Kuning

Kemarin, pada saat semua orang lagi fokus – fokusnya ngerjain tugas mengambar sel hewan tiba – tiba teman sekelas gue, si Tari, dengan paniknya tiba - tiba dia teriak memecahkan keheningan kelas..

“Duit gue hilang ! Duit gue hilang !”

Sontak aja semua orang nengok ke arah dia, termasuk gue.
Muka si Lestari ngeliatin kita semua sekelas dengan nanar “Ilang ! Duit gue ! ILANGG !”

Dalam beberapa menit, dia masih ngeliatin kita semua. Mungkin aja lagi nungguin simpati dari teman – teman sekelas untuk bilang “Ya udah kita gantiin, jangan sedih lagi yah… jangan sedih lagi”
Tapi, berhubung kita semua lagi fokus sama tugas yang masih banyak, jadi kita semua Cuma ngeliatin dia dengan muka yang penuh rasa ibah… Kemudian cuek satu sama lain.

Sambil mewarnai gambaran sesekali gue ngelirik ke arah dia. Lestari masih merogoh – rogoh tasnya dengan muka yang sudah berkaca – kaca.

Terus dia bilang lagi “Nggak ada ! DUIT GUE BENERAN ILANG !”

Gue terharu dan mulai merasa kasihan. Gue bangkit dari tempat duduk  lalu mau mendekati dia. Cuma mau kasih tahu aja, kalo masih ada teman yang care dan peduli sama dia di dunia ini.
Dia lalu membuka dompet dan bilang..

 “Ahhh !  ternyata ada !”
GUE LANGSUNG PENGIN NABOK !





Tari adalah tipe cewek pelupa yang sudah akut banget. Gue juga nggak tahu apa yang salah, padahal umurnya baru 19 tahun loh. Sebagai teman yang baik, gue nggak bakalan bilang kalau dia mengidap penyakit alzheimer atau semacamnya,  gue Cuma berkesimpulan sederhana… mungkin aja dia lupa bawa otak.
Gue sempat mikir gimana kalau suatu saat dia nikah dan dia lupa siapa suaminya. Di suatu pagi yang indah ketika dia bangun, dia akan teriak – teriak sama suaminya sambil megangin selimut “Siapa kamu? APA YANG SUDAH KAMU PERBUAT?”

Bahkan kepanikan Lestari tidak cukup sampai di situ. Saat semua tugas sudah selesai di kumpul, kemudian, dia teriak – teriak lagi.

“Crayon gue ! Crayon gue kurang satu !”

Gue cuekin aja. Gue yakin paling – paling juga lupa lagi. Atau emang dia nggak bawa crayon. Tapi ternyata crayon dia beneran ilang. Layaknya seorang emak yang kehilangan anaknya, dia langsung panik dan ngobrak ngabrik seisi kelas. Sampe – sampe semua anak – anak lain jadi korban dari keganasan dia. Setiap kali ada anak lain yang baru datang dia selalu nanya – nanyain crayon dia.

“Liat Crayon warna kuning gue nggak?”

Setiap kali ada anak – anak yang lagi ngumpul dia langsung menghampiri, tanpa mau peduli  apa yang sedang dibahas orang, dia bilang “Liat Crayon warna kuning gue nggak?”

Ada anak yang lagi lewat, dia nanya lagi “Liat Crayon warna kuning gue nggak?”
Padahal orang yang barusan dia tanya anak kelas sebelah.

Hal seperti ini pun dia lakukan ke gue. di suatu malam yang indah, disaat gue sudah ketiduran , tiba – tiba handphone gue bunyi. Ternyata dari Tari. Saat itu kira – kira pukul 23: 45 malam, waktu yang asoylah buat mimpiin Luna Maya.

“Tet.. tet” suara Tari terdengar lemah di seberang telpon.
“Kenapa?” jawab gue dengan sisa – sisa nyawa yang ada.
“Liat crayon kuning punya gue nggak?”
Gue matiin.

Tapi, bener apa kata pepatah. Dibalik sebuah kekurangan pasti ada sebuah kelebihan. Gue setuju banget. Hal lain yang paling gue suka selama mengenal lestari adalah dia teman yang asik buat diajak ngobrol. Gue ngerasa nyambung banget kalo lagi cerita sama dia. Apalagi ketika bahas tentang film. Terakhir film yang menjadi perdebatan kita adalah Ayat – ayat cinta, dan hal yang paling kita debatin adalah kenapa di film itu nggak ada adegan telanjangnya (Bukanlah perdebatan yang mendidik memang)

Dua hari setelah tragedy panas hilangnya sebuah crayon berwarna kuning itu, gue sempat punya problem. Cuma ada dua cara buat gue untuk ngelepasin beban yang ada di kepala. Kalo nggak nulis ya cedotin kepala di tembok. Dalam hal ini, gue memilih untuk cerita sama Tari.

Kenapa sama dia?

 Well, sebelumnya gue juga pernah curhat sama dia. Dari cara Tari merhatiin pas gue ngomong dan cara dia ngerespon omongan gue, kayanya dia tahu banget gimana caranya supaya orang lain merasa dihargai. Gue suka banget punya teman seperti ini.

Gue : “Gue tuh bingung deh” kata gue ke dia “ dibilang suka tapi gue nggak punya rasa apa – apa,       tapi pas dia nggak ada gue suka nyariin”

Dia : *Narok tangan di dagunya*

Gue : “Apa ini yang dinamakan cinta, yah? Tapi kalo cinta kok gue nggak deg – deg kan kalo dekat – dekat dia”

Dia : *Manggut – manggut*

Gue : “Jadi, gimana menurut lo? Gue harus gimana?

Dia : *Narik nafas sejenak*  “TET..” kata dia sambil megang pundak gue.

Gue : “iya?”

Dia : “Crayon gue sebenarnya di mana yah? Kok belum ketemu – ketemu”

Gue dongkol setengah mati.

Udah capek – capek ngomong, balik – balik ke crayon kampret itu lagi.
Gue berkesimpulan, Untuk saat ini kayanya gue jangan dulu ngobrol sama dia sebelum tu crayon ketemu. Bagi kalian, siapa saja di luar sanaaaa. Yang pernah ngeliat crayon warna kuning, entah itu crayon sedang tidur di jalanan atau lagi ngamen di lampu merah, tolong bilangin “DICARIIN SAMA EMAKNYA TUH !”







22 Mei 2013

BUNGA ASLI INDONESIA TERNYATA DIBERI NAMA TERBURUK DI DUNIA

Agak ironis juga sama postingan gue kali ini. Gue nggak tahu kenapa judulnya harus sehina itu. Kenapa nggak…. Misalnya,  Bencong Indonesia Memiliki Tetek Terbesar Di Dunia. Atau yang lebih kerennya lagi, Eyang Indonesia adalah Eyang tersubur Di Dunia. Tapi, seandainya gue harus memilih diantara kedua judul itu, Jomblo Indonesia adalah Jomblo Terbahagia Di Dunia adalah pilihan judul tepat yang akan gue pilih. Berhubung, sehubungan dan terhubung gue nggak sedang bahas tentang STATUS SOSIAL….  jadi gue nggak pilih ke- tiga – tiganya.

(Sebelum kalian baca lebih lanjut ada baiknya kalian tayamum telebih dahulu dan bentangkan sajadah kemudian… . tidur )

Terus terang, gue adalah salah satu orang yang paling kagum sama penemu. Seperti penemu Televisi pada tahun 1920 yang ditemukan oleh John Logie Baird gue nggak kebayang aja pada zaman itu, pada saat semua orang lagi asik – asiknya pergi ke kebun untuk bertani muncullah seorang Jhon Logie Baird dengan cerdasnya malah menemukan televisi. Walapaun, gue yakin saat itu…. dia bengong - bengong sendiri karena nggak punya acara apa – apa untuk ditonton.

Kekaguman gue sama penemu membuat gue resah dan gelisa menanti di sini, di sudut sekolah tempat yang kau janjikan (ini apaan coba?)

Oke lanjut..

Kekaguman gue sama penemu sama halnya kekaguman gue sama Tukul (Bukanlah kekaguman yang keren memang). Gue selalu bingung gimana caranya ide awal itu muncul untuk mereka menciptakkan sesuatu yang baru. Dan membuat perubahan besar walaupun benda yang mereka temukan itu kecil.

Kalo bukan penemuan – penemuan mereka yang keren itu, tidak mungkin juga Albert Einstein, James Watt, termasuk Sir Thomas Stanfort Raffles seorang Jendral Inggris yang menemukan Bunga Raflesia alias Bunga bangkai yang sampai saat ini mereka masih dikenang.
Kekaguman demi kekaguman itu juga membuat gue berusaha mati – matian untuk  bermimpi bisa menemukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang berguna untuk nusa dan bangsa dan tentunya perdamaian dunia. Suatu penemuan cerdas yang dapat gue wariskan untuk anak dan cucu gue kelak. Seperti menemukan… alat ngupil elektrik.




Ini adalah salah satu bahan yang sedang gue teliti dan gue menemukan fakta yang mengenaskan.

Perbedaan antara Bunga Raflesia dan Bunga Bangkai (Karena selama ini banyak orang, termasuk gue yg beranggapan Bunga Raflesia dan Bunga Bangkai itu sama.. ternyata berbeda)


Siapa yang tidak kenal dengan gambar bunga di atas. Yah! Inilah gambar bunga raksasa asli Indonesia yang terkenal itu. bunga ini diberi nama yang tidak lazim dan menyeramkan, yaitu Bunga Bangkai ! Bangkai dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata ‘Mayat’. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksud sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya.

Nama lain bunga ini dalam bahasa latin adalah Amorphophallus Titanium.
Namun tahukah kamu apa artinya ???

Amorphos berarti cacat, Phallus berarti penis, dan Titan berarti raksasa. Yah, inilah nama lain bunga kebanggaan kita. warisan kekayaan alam. Harta Negara tercinta.  Bunga Amorphophallus Titanium yang artinya Bunga Penis  Cacat Berukuran Raksasa. Wowww ! Keren sekali bunga asli Indonesia ini ! Aku bangga !

Sebelum kalian semua terlanjur, gue Cuma mau kasih saran aja kalo Amorphophallus Titanium bukanlah nama yang sedap untuk sebuah panggilan sayang ke pacar. Gak asik aja kalo tiba – tiba kalian lagi mesra – mesraan di suatu tempat yang romantic dan tiba – tiba pacar kamu melamar kamu dengan sebuah kata – kata yang puitis. Dan saat itu juga kamu menerimanya. Kemudian kamu bilang dengan penuh kemanjaan  pada lelaki itu “Penis cacat berukuran raksasa…. I love You”

19 Mei 2013

Pil Vitamin Itu..

Kayanya hidup gue nggak jauh – jauh dari kesialan deh. Gue juga nggak tahu, apa mungkin ini semua semacam kutukan akibat gue menolak cinta Agnes Monica, yah? (Buat fans Agnesmo : ASSALAMMUALAIKUM  AJA DEH ! )

Kemarin sore, sepulang dari kuliah, gue, Toha, Meri, dan Ebby duduk – duduk cantik di taman kampus sambil ngeliatin pertandingan futsal antar jurusan.  Yahhh, namanya juga cewek , ada – ada aja yang dikomentari kalo ngeliat cowok – cowok yang sedikit bening.
Seperti teman gue yang namanya Ebby, pas dia ngeliat cowok lagi lari – larian di lapangan, dengan riangnya dia bilang..

 “YAAAA AMPUNNN…. KERENNN  BANGEEEEET ! ”

Sejenak kemudian diteriak lagi..

“YAAAAAAHHH…… YAAAAAAHHH !”

Disaat semua orang pada diem, tiba – tiba dia teriak lagi..

“ AYO REBUT BOLANYA… AYO REBUT !”

Gue yang saat itu ada di samping dia,  Cuma bengong – bengong dongok ngeliat ekspektasi dia yang berlebihan (Padahal itu anak nggak ngerti apa – apa tentang bola).  Untuk menghilangkan rasa malu, Saat itu, yang ada di kepala gue Cuma satu Kalo semua penonton pada ngelirik ke arah kita : Pura – pura jadi tukang sapu kampus.

“Eh, By” kata gue, “Cowok mana sih yang lo teriak – teriakkin dari tadi?”

“YANG ITU TU… YANG ITU !” Jawab Ebby sambil nunjuk – nunjuk cowok yang berbaju biru di tengah lapangan.

“YAAAAH.. ELAHHH” kata gue, Toha, dan Meri lemes.

“Emang kenapa?”

“ITU KAN WASIT GOBLOK !”

Akhirnya kita semua ngakak rame – rame dan Ebby langsung diem. Sampai kita semua teriak sewaktu ada gol, dia Cuma senyum – senyum sambil ngeliatin wasit yang meniup peluit. Emang susah kalo udah jatuh wasit pada pandangan pertama.
Setelah babak pertama pertandingan itu selesai,  kita kembali ngobrol – ngobrol kaya manusia pada umum. Tiba – tiba disela – sela obrolan itu si Ebby ngeluarin Pil dari dalam tas - nya. Karena gue orangnya kepo, jadi gue langsung tanya aja itu Pil apaan.

“Pil apaan tu, By? ”

“Vitamin. Untuk nambah darah. Gue kan begadang terus gara – gara ngerjain tugas”

Mengetahui ada barang geratisan, naluri muka tembok gue pun muncul. Dengan beringasnya gue bilang.

“Bagi donk.. bagi donk” Pinta gue sambil nadahin tangan.

“Nih.. Ambil sendiri” Ebby langsung memberikan Pil itu ke gue.
Gue mengamati sejenak Pil kecil – kecil yang ada di dalam botol plastic berukuran kecil itu.

“Jangan dikunyah” kata Ebby ke gue “ langsung di telan aja”

“Emang kenapa?”

“Rasanya pahit. Kaya ngeliat muka lo” kata Ebby sambil ngasih air mineral ke gue.

“KAMPRET LO !”

Sebelum gue masukin Pil kecil berwarna kemerahan itu ke mulut, gue sempat mengendus – ngendus bau Pil tersebut.  Wajar aja kalo pahit soalnya baunya ngak enak bangeeet.  Baunya itu loh… kaya bau… Kaya bau Pil mungkin (Lha?)
Setelah Pil vitamin penambah darah itu masuk ke dalam mulut gue, apakah lantas darah gue langsung bertambah???

OW… TENTU SAJA TIDAKKKK, KAWAN !

Lima menit setelah gue mengkonsumsi Pil ajaib itu, pertandingan dimulai. Kita fokus pada pertandingan lagi. Sedang asik – asiknya menyaksikan pertandingan tidak seberapa itu, tiba – tiba Dina, teman sekelas gue datang menghampiri kita.

Dina : “Ebby.. Ebby.. Lo beli Pil itu tadi di mana?” kata Dina sambil gabung dengan kita – kita.
Ebby : “Di apotik depan, Din”
Gue : (Keponya kumat)  “Emang lo kurang darah juga, Din?”
Dina : “Enggak. Emang kenapa?”
Gue : “ Nggak. Pil itu kan untuk penambah darah” jawab gue sok tahu.
Dina : “Serius, lo?”
Gue : “Iya, gue dikasih tahu Ebby”
Dina : “Bukannya itu Pil untuk penghilang rasa nyerih?”
Gue  : *Bengong sambil melirik Ebby*
Ebby :  *Nahan ketawa*
Gue : “Maksud, lo?”
Dina : “Itu kan Pil untuk ngilangin nyerih cewek yang lagi PMS”
Gue : “SERIUSSSS LO?”
Dina : “Iya. Emang kenapa?”
Gue : “KAMPREEEEEET !”

Tiba – tiba Ebby, Toha dan Meri ketawa ngakak ngeliatin muka goblok gue. dan gue baru sadarrrrr. TERNYATA GUE DIKERJAIN ! SIAAAALL !

TERNYATA !!!!!
 Pil Vitamin Itu… Pil Vitamin Itu… ARRRRGGGGH !!!
Sampai akhirnya pertandingan futsal itu berakhir, gue masih bengong dongok sambil ngebayangin tiba – tiba celana gue basah karena keluar darah dari selangkangan. Oh, my God ! Aku hamil Mama… Aku hamil !!!

Rada – rada nggak elit juga kalo tiba – tiba terjadi kompilasi pada obat yang gue minum itu. Sewaktu dokter ngasih tahu sama Ibu gue, mungkin percakapannya bakalan kaya gini.
Dokter : “Maaf, Buk. Anak Ibu keracunan gara – gara meminum obat”
Ibu gue : “Yah Allah… Obat apa, dok?”
Dokter : “Obat penghilang nyerih wanita PMS, Buk !”
Ibu gue : “Langsung disuntik mati aja, dok. Daripada buat malu keluarga !”

16 Mei 2013

Tugasku Sayang Tugasku Malang


Untuk melepaskan kepenatan ini, Izinkanlah hambah triak sebentar “Aaaakkkkkk”

Oke, langsung cerita aja mungkin.

Beberapa hari ini gue lagi dibuat muak sama laporan praktikum. Demi Tuhan, kawan – kawanku,  tugas gue banyakkkk  bangeeet. Dari buat laporan praktikum Ekologi, laporan Histologi, sampai ke laporan Taksonomi Hewan. Dan semua laporan itu harus dikumpul secara beruntun setiap harinya.
 Dulu, kalo ada waktu luang pasti gue habisin buat nyari colokan, duduk di pojok kampus,  internetan sambil download film…. Siti Nurbaya. Nah sekarang,  ada waktu luang dikit aja pasti gue manfaatin buat ngerjain tugas.. tugas.. dan tugas. Dan kampretnya, semua laporan itu harus ditulis dengan tulisan tangan. Seandainya bisa, gue pengin banget sekali – kali ngerjain dosen yang ngasih tugas. Bukannya ngerjain tugas yang dikasih dosen. Tapi.. yah, udalah. Toh, Semuanya akan indah pada pantatnya.

(Backsound: Hymne Dosen)

Kayanya ngerjain tugas itu nggak jauh beda sama ngelupain mantan. Ini serius loh, soalnya, keduanya sama – sama butuh waktu. Dan disaat kita yang bener - bener butuh waktu tapi keadaan terasa mempercepat waktu (HALAH.  Pokoknya gitu ! )

Gara – gara deadline tugas itu juga anak – anak kelas gue nggak makan ke kantin. Mereka Cuma beli makanan tapi makanannya dibawa ke kelas. Bahkan ada juga yang emang sudah bawa bontot dari rumah. Dan sisa – sisa makan itu bisa merubah kelas yang tadinya bersih jadi mirip pasar daging.  Di dalam kelas, pokonya sampah udah kaya bencong, ada di mana – mana.
Entah mungkin emang lagi ketiban sial atau apa, tugas gue jadi korban dari kebiadabpan teman – teman gue. semuanya berawal dari salah satu teman gue yang beli gorengan dan dibawa ke kelas.

“Eh, ada yang mau gorengan nggak nih?” Teriak dia ke anak – anak lain yang lagi fokus ngerjain tugas.

Entah rakus atau memang lagi laper, tiba – tiba hampir satu kelas langsung membabi buta (Lebih tepatnya membabi gorengan mungkin) mereka dengan beringasnya berebut ngambilin gorengan yang masih panas itu. Ada yang ngabil dua, tiga, sampai ada yang dorong – dorongan. Udah mirip ngantre sembako.  Dari tempat duduk gue di belakang, gue bengong ngeliatin monyet – monyet itu rebut – rebutan gorengan di depan kelas. Karena nggak mau predikat rakus gue disandang oleh orang lain, akhirnya gue beranjak dari tempat duduk. Gue maju ke depan dengan beringasnya, mata gue tajam, pandangan fokus ke depan . Baru juga mau ngambil, eh gorengannya udah habis. Yang tinggal Cuma sisa – sisa serpihannya sama cabe. GEMBEL !

 Gue juga sempat diledekin sama teman – teman gue..
 “Jangan nangis.. jangan nangis” kata mereka.

Karena merasa gengsi, akhirnya gue beli sendiri. Dari kelas gue, di lantai tiga, akhirnya gue paksain untuk turun ke bawah. Cuma untuk untuk beli gorengan dan menelantarkan tugas – tugas yang sudah setengah gue tulis.

Setelah gue balik lagi ke kelas, anak – anak lain masih pada makan gorengan sambil ngerumpi  - ngerumpi nggak jelas dan ada juga yang masih ngerjain tugas. Tapi ada hal yang berbeda dari tempat gue duduk. Tugas gue yang tadi berserakkan tiba – tiba sudah tersusun rapi. Gue menatap nanar lembaran kertas – kertas itu dari jarak lima langkah. Heeemm.. tumben sekali ada orang yang baik yang mau ngerapiin tugas gue, gue mengumam dalam hati.  Setelah itu, gue fokus lagi ngelanjutin nulis.

Tapiiiii… Sewaktu tugas – tugas itu mau gue kumpul, ternyata ada yang kurang. Tugas gue hilang satu lembar.  Gue mulai panik. Gue bolak – balik setiap lembarnya dan gue hitung – hitung ulang. Tapi tetap nggak ngaruh. Nggak nambah, tetap kurang satu lembar. Gue cari – cari di sekitar tempat gue duduk tapi tetap nggak ketemu. Bahkan setiap sisi ruangan sudah gue telusuri. Sampai akhirnya, entah ada pirasat apa, gue kepingin banget ngacak – ngacak tempat sampah yang ada di depan kelas. Dan… Setelah gue acak – acak tempat tersebut, tergeletaklah segumpalan kertas yang pada awalnya gue kira itu sampah kertas biasa pada umumnya. Ternyata -  Itu  - Kertas  - Tugas -  Gue. ditambah lagi dengan bercak – bercak minyak sisa – sisa gorengan. Ternyata,  tanpa disengaja ada salah seseorang teman gue yang ngambil kertas tersebut untuk narok gorengannya di kertas yang sudah gue tulis. GEMBEL !
Akhirnya gue telat ngumpul dan minta izin untuk nulis ulang tulisan gue yang satu lembar itu lagi. huee


10 Mei 2013

Salam Jomblo

Pernah nggak sih lo merasa lagi kesal sama seseorang,  terus lo nggak bisa ungkapin?
Atau, pernah nggak lo merasa kesal sama diri lo sendiri karena lo nggak bisa buat diri lo sendiri bahagia?

Beberapa hari ini gue lagi ngalamin hal – hal seperti itu. Gue kesal sama teman gue yang pinjem duit (Kalo nggak ditagih, nggak bakalan punya niat untuk bayar), gue bosen sama kehidupan sehari – hari gue; Pagi – pagi udah buru – buru ke kampus dan baru bisa pulang kalo sore.

Tugas kuliah semakin hari semakin menumpuk dan waktu libur yang sudah dipakai untuk jadwal praktikum. Semua kejengahan itu membuat hari – hari yang gue lalu ibarat hari - hari yang indah untuk bunuh diri. Pokoknya gue bosennnn banget !

 Terkadang saat lagi sedih gue butuh banget ada seseorang yang hadir secara instan untuk gue. saat itu juga. Cuma untuk dengarin apa yang gue rasain. Just don’t say anything. Cuma untuk dengarin aja gitu..
Cuma sekedar buktiin kalau dia selalu hadir untuk gue, saat gue butuh dia.

Terkadang gue sirik sama teman – teman gue yang punya pacar. Iya, gue sirik sama mereka. Kalau ada apa – apa mereka tinggal bilang sama pacarnya.

“Sayang, aku lagi pilek. Ke sini yah”

Lima menit kemudian pacarnya langsung datang. Dibawain martabak lagi. Kemudian di tularin deh pileknya sama pacarnya.

Kalau mereka lagi kangen mereka enak, soalnya ada yang dikangenin.  Kalau mereka lagi sakit pasti enak, soalnya ada yang perhatiin.  Kalau mereka lagi laper pasti enak, soalnya ada yang nyebokin *Lha?*
pokoknya gitu deh.. kalau mereka lagi ada apa – apa pasti ada pasangannya yang buat mereka jadi semangat lagi.

Sementara gue?

Gue nggak boleh sakit.
Gue nggak boleh kangen.
Gue nggak boleh nggarep bakal ada yang perhatiin.
Gue nggak boleh cebok pake tangan orang lain. Pokoknya nggak boleh !

Terkadang gue coba – coba untuk menebarkan kode – kode ke cewek – cewek di twitter. Gue ngetwit yang galau – galau, berharap akan ada cewek yang bakalan jatuh cinta sama gue, gara – gara hilaf baca twit gue yang memabukkan itu.
Seperti ini contoh twit gue yang memabukkan itu “Ban sepeda aja baru bisa maju kalau berdua,  masa kita  jalan sendiri – sendiri”
Gue tunggu – tungguin kalau – kalau ada cewek yang bakalan nangepin. Dan tetap nggak ada yang peduli. Sekali ada orang yang mention dia minta folback. Mending cewek, ini cowok. Tatoan pula.

Kalau seandainya gue punya pacar mungkin asik kali yah. Ada orang yang buat hari – hari gue jadi berwarna lagi dan gue nggak perlu lagi berpikir kalau ada orang di luar sana yang mikirin hal yang sama seperti apa yang gue pikirin.

Gue nggak perlu lagi nyanyi lagu – lagu sedih..
Gue nggak perlu lagi setiap saat mengingat masa lalu..
Gue nggak perlu lagi merasa kesepian..

Dan gue nggak perlu lagi….

Gue nggak perlu lagi ngelanjutin tulisan ini. Kalau gue paksa lanjutin… GUE NGGAK KUATTT. HATI GUE KESIKSAAA..
Kalian pasti nggak rela kan, pas baca koran besok ada yang mati gara – gara baca tulisannya sendiri..















SALAM JOMBLO

1 Mei 2013

Tidak Perlu Judul


So, gue Cuma mau kasih tahu (walaupun nggak ada yang mau tahu) sekarang gue lagi sibuk – sibuknya praktek. Iye, emang susah jadi anak biologi. Pasti nggak jauh – jauh dari praktek. Praktek ngliat sel bawang lah, praktek ngeliat anatomi ikan lah, dan masih banyak lagi yang kalau diceritain gue bakalan kondean sangking lama dan panjangnya. Pokoknya banyak deh. Dan praktek itu tu, menurut gue.. NGGAK PENTINg – PENTING AMAT !

Sumpah !

Coba deh, lo pikirin. Praktek ngeliatin sel bawang merah. Terus selesai  bawangnya diliatin, bawang itu digambar. Apa pentingnya sih ngeliatin sel bawang? Dan apa juga pentingnya gambar sel bawang?

Seandainya gue jadi bawang merah, pasti ngebetein banget. Sudah  dikupas, diiris – iris, terus diamatin di mikroskop. Nggak berprikebawangan banget kan? Kalau bawang putih tahu pasti senang ngeliat bawang merah dijamah – jamah gitu.

Sebagai mahasiswa (yang  gue pikir kayanya gue salah jurusan) Yahh, gue nurut aja. Orang gambar gue ikut gambar. Orang ngamatin gue ikut  ngamatin. Walaupun gue nggak ngerti – ngerti amat sama apa yang gue amatin. Untungnya,  setiap kali buat laporan selalu ada teman gue yang rela untuk tugasnya dicopas. Selain teman sharing cerita – cerita mesum, menurut gue,  inilah salah satu fungsi teman yang sesungguhnya. hehe

Jadi, intinya. Hari – hari gue sekarang lagi dicabulin sama praktikum dan laporan – laporan yang selalu menari – nari indah diatas tenda biru (Gue juga nggak ngerti apa maksudnya)
Nah, gara – gara jam praktikum yang sudah berubah dari biasanya, gue juga ikut - ikutan jadi berubah. Kalau biasanya jam praktikum siang sekarang sudah pagi. Gara – gara itu, gue jadi mengubah kebiasanya – kebiasaan buruk gue dari yang sering bangun siang, mandi nggak pake sabun, sampai nggak bayar kalau naik bus kota.  Pokoknya,  gue yang dulu dengan gue yang sekarang udah beda. Kalau dulu gue sering bangun siang, Sekarang gue sudah bangun sedikit pagi, mandi masih nggak pake sabun, dan kalau naik bus bakalan bayar kalau ditagih sama keneknya. POKOKNYA GUE UDAH BERUBAH !

Oke deh. Segitu aja mungkin. Semoga gue selalu ada waktu untuk nulis di blog yang sedang di PHP - in sama beberapa komunitas ini. Dan blog gue ini akan selalu diisi dengan tulisan – tulisan gue yang  nggak penting – penting amat. Sewaktu gue lagi nulis ini aja gue lagi di labor, nungguin praktikum ekologi hewan.



22 Apr 2013

Mencintai Dalam Diam adalah Cinta Diam - Diam





Mungkin sudah banyak dari teman – teman yang tahu dengan Raditya Dika. Yeah ! penulis favorit kita semua. Eyangnya penulis komedi Indonesia.
Ngomong – ngomong soal Raditya Dika gue jadi ingat dengan bukunya yang berjudul Marmut Merah Jambu. Buat gue, buku itu adalah buku romantic comedy pertama yang gue baca berulang – ulang. Dan ada sub bab pertama yang berjudul “Jatuh Cinta Diam – diam” yang membuat gue merasa (Anjirrrrr… ini gue bangetttt)

Jadiiiii, berhubung dosen gue lagi nggak masuk, mendingan gue nulis aja. 

Untuk itu, gue akan membahas tentang jatuh cinta diam – diam juga. tentunya dengan pandangan yang berbeda menurut pengalaman pribadi gue. Bukankah setiap orang itu punya cara yang berbeda - beda dalam mengungkapkan sesuatu?

Gue pengin tahu. Siapa sih di dunia ini yang nggak pernah jatuh cinta? Diam – diam pula ! 

Menurut gue, di dunia ini semua orang pasti pernah merasakan apa yang dinamakan dengan jatuh cinta. Entah itu jatuh cinta sama teman satu kelas atau malah jatuh cinta sama sahabat sendiri atau bahkan jatuh cinta sama orang yang baru saja dikenalkan oleh teman.
Untuk awalnya sih, biasanya biasa - biasa saja. Menyenangkan, karena berusaha untuk mengenal satu sama lain. Tertawa. Nonton. Makan bareng, jalan bareng. Bahkan kemungkinan besar akan terjadi pertengkaran – pertengkaran kecil seiring kebersamaan itu. Kemudian, Saling membenci dan menghindari kalo ketemu. Dan lama kelamaan timbul rasa kangen.

Orang yang jatuh cinta secara diam – diam awalnya tidak menyadari perasaan mereka sendiri. Mereka akan meyakinkan diri mereka bahwa apa yang mereka rasakan itu salah. Orang yang jatu cinta secara diam –diam sifatnya terkadang berubah – ubah. Terkadang mereka baik tapi juga terkadang sangat menyebalkan untuk orang yang mereka cintai ( Kemungkinan besar karena mereka tidak mendapatkan perhatian yang mereka inginka)

Orang yang jatuh cinta diam – diam adalah orang yang rela untuk mencintai tanpa dicintai. Orang yang jatuh cinta diam – diam akan merasa “cukup” ketika hanya melihat orang yang disayanginya dari kejauhan. Bahkan mereka lebih menikmati untuk memandangnya dari kejauhan dari pada menyapanya. Bahkan melihat senyumnya saja mereka sudah cukup senang.

Mereka selalu bilang sama diri mereka sendiri, “Jatuh cinta sendirian itu udah cukup”

Mungkin diantara kita sewaktu sekolah dulu atau mungkin kuliah pernah merasakan perasaan yang salah seperti ini. Ketika orang yang kita kagumi tidak ada, kita akan merasa kehilangan. kita selalu bertanya – tanya dalam hati. “ Kenapa yah? Ada apa yah? Kok hari ini dia gak terlihat. Atau jangan –jangan dia sakit?”
Kita akan berusaha mencari – cari informasi tentang dia keteman – teman terdekatnya. Melihat –lihat  facebook maupun twitter nya untuk memastikan kalau dia baik – baik saja. 

Pernah merasakan hal seperti ini?

Atau malah sedang merasakan?

Kalo gue sih pernah. Tapi, itu dulu.

Gue sendiri adalah orang yang pernah merasakan jatuh cinta, tentunya diam – diam.
Seperti yang pernah Raditya Dika bilang, Orang yang jatuh cinta diam – diam itu seperti penguntit. Menurut gue itu benar. Bangetttt malah.

Gue banyak tahu tentang orang yang gue suka.

Gue tahu kalau dia suka nasi goreng. Gue tahu dia lebih suka mie ayam dari pada bakso. Gue tahu setiap malam dia suka nonton film Tukang Bubur Naik Haji. Gue tahu, Biru adalah warna kesukaan dia sejak dia tahu nama – nama warna. Setiap pagi gue tahu dia akan marah kalau baju sekolahnya belum di strika. Dan setelah pulang sekolah gue juga tahu kalau dia akan marah besar kalau tidak ada makanan di atas meja makan.
Walaupun kalian berpikir, kayanya gue lebih mirip pembantu deh dari pada stalker. 

Duluuu. Gue rela menunggu dia di tempat yang sama, berjam – jam, setiap hari, dan berharap akan dia sapa..setidaknya cuma dengan senyuman.
Walaupun dia sendiri nggak sadar kalau sedang gue tungguin. 
Saat berdekatan jantung gue akan berdetak. Dari sangat pelan, menjadi pelan hingga semakin kencang, ketika mengetahui jemputan pacarnya sudah datang.

Orang yang jatuh cinta diam –diam sering kali mengungkapkan perasaan mereka lewat lagu. Bahkan tanpa sadar mereka akan menangis  ketika lagu yang mereka dengarkan mampu mewakili perasaan mereka. Mereka akan menyanyikan lagu – lagu kesukaan orang yang mereka sukai dan berharap akan bernyanyi bersama.

Orang yang jatuh cinta diam –diam tahu banyak tentang  orang yang mereka sukai. Mereka akan berusaha menyukai apa yang disukai oleh orang yang mereka sukai. Walaupun mereka tidak menyukai hal tersebut. 

Meraka akan berusaha berdandan semenarik mungkin untuk orang yang mereka sukai, walaupun pada akhirnya akan terlihat berlebihan, bahkan norak dimata orang yang  mereka sukai. 

Orang jatuh cinta diam – diam mampu menyimpan perasaan serapi  mungkin tanpa harus ada orang lain yang tahu. Mereka berharap  orang  yang mereka cinta akan membuka lipatan – lipatan itu dengan sesederhana mungkin. Walaupun,  entah kapan.

Orang yang jatuh cinta diam – diam hanya mampu menulis kan apa yang ia rasakan di sebuah buku. Memajang foto orang tersebut diantara kalimat – kalimat puitis yang mereka buat. Dan ke esokkan harinya, catatan itu akan mereka buka lagi… berulang – ulang.

Pada akhirnya orang yang mencintai diam – diam hanya bisa menanam perasaannya sendirian. Merawatnya dengan penuh kekaguman. Sampai rasa itu semakin tumbuh menjadi besar dan menjadikannya buah yang manis tanpa harus dipetik hingga ia membusuk.

Orang yang jatuh cinta diam – diam tidak akan menyadari jika mereka sedang menikmati kesedihan. Orang seperti ini akan meyakinkan diri mereka bahwa cinta itu tak harus memiliki. Mereka seakan lupa bahwa cinta itu harus diutarakan, disampaikan, dan dirasakan oleh dua orang, tentunya bukan sendirian.

Orang yang jatuh cinta diam – diam mungkin akan tahu banyak tentang orang yang mereka cintai tapi mereka tidak akan pernah tahu bagaimana cara mengutarakan perasaan mereka, yang mereka tahu hanyalah memendam rasa itu sedalam – dalam mungkin  tanpa harus  satu orang pun yang tahu. 
Sampai akhirnya, merelakan adalah cara yang lucu untuk mereka menghibur rasa lelah dari pengharapan tersebut. Mereka hanya berani untuk cemburu tapi tidak berani untuk mengungkapkan..

Jatuh cinta diam – diam membuat kamu merasa bahagia dalam diam.
Jatuh cinta dalam diam mampu membuat kamu memperjuangakan sesuatu yang sia – sia.. sambil tersenyum bahagia.
Jatuh cinta dalam diam, membuat kamu menjadi pendoa yang bijak dan selalu berharap malaikat – malaikat Tuhan akan mengatur skenario hidup kamu dengannya.
Walaupun tidak pernah tahu, entah kapan..