27 Mei 2013

Crayon Warna Kuning

Kemarin, pada saat semua orang lagi fokus – fokusnya ngerjain tugas mengambar sel hewan tiba – tiba teman sekelas gue, si Tari, dengan paniknya tiba - tiba dia teriak memecahkan keheningan kelas..

“Duit gue hilang ! Duit gue hilang !”

Sontak aja semua orang nengok ke arah dia, termasuk gue.
Muka si Lestari ngeliatin kita semua sekelas dengan nanar “Ilang ! Duit gue ! ILANGG !”

Dalam beberapa menit, dia masih ngeliatin kita semua. Mungkin aja lagi nungguin simpati dari teman – teman sekelas untuk bilang “Ya udah kita gantiin, jangan sedih lagi yah… jangan sedih lagi”
Tapi, berhubung kita semua lagi fokus sama tugas yang masih banyak, jadi kita semua Cuma ngeliatin dia dengan muka yang penuh rasa ibah… Kemudian cuek satu sama lain.

Sambil mewarnai gambaran sesekali gue ngelirik ke arah dia. Lestari masih merogoh – rogoh tasnya dengan muka yang sudah berkaca – kaca.

Terus dia bilang lagi “Nggak ada ! DUIT GUE BENERAN ILANG !”

Gue terharu dan mulai merasa kasihan. Gue bangkit dari tempat duduk  lalu mau mendekati dia. Cuma mau kasih tahu aja, kalo masih ada teman yang care dan peduli sama dia di dunia ini.
Dia lalu membuka dompet dan bilang..

 “Ahhh !  ternyata ada !”
GUE LANGSUNG PENGIN NABOK !





Tari adalah tipe cewek pelupa yang sudah akut banget. Gue juga nggak tahu apa yang salah, padahal umurnya baru 19 tahun loh. Sebagai teman yang baik, gue nggak bakalan bilang kalau dia mengidap penyakit alzheimer atau semacamnya,  gue Cuma berkesimpulan sederhana… mungkin aja dia lupa bawa otak.
Gue sempat mikir gimana kalau suatu saat dia nikah dan dia lupa siapa suaminya. Di suatu pagi yang indah ketika dia bangun, dia akan teriak – teriak sama suaminya sambil megangin selimut “Siapa kamu? APA YANG SUDAH KAMU PERBUAT?”

Bahkan kepanikan Lestari tidak cukup sampai di situ. Saat semua tugas sudah selesai di kumpul, kemudian, dia teriak – teriak lagi.

“Crayon gue ! Crayon gue kurang satu !”

Gue cuekin aja. Gue yakin paling – paling juga lupa lagi. Atau emang dia nggak bawa crayon. Tapi ternyata crayon dia beneran ilang. Layaknya seorang emak yang kehilangan anaknya, dia langsung panik dan ngobrak ngabrik seisi kelas. Sampe – sampe semua anak – anak lain jadi korban dari keganasan dia. Setiap kali ada anak lain yang baru datang dia selalu nanya – nanyain crayon dia.

“Liat Crayon warna kuning gue nggak?”

Setiap kali ada anak – anak yang lagi ngumpul dia langsung menghampiri, tanpa mau peduli  apa yang sedang dibahas orang, dia bilang “Liat Crayon warna kuning gue nggak?”

Ada anak yang lagi lewat, dia nanya lagi “Liat Crayon warna kuning gue nggak?”
Padahal orang yang barusan dia tanya anak kelas sebelah.

Hal seperti ini pun dia lakukan ke gue. di suatu malam yang indah, disaat gue sudah ketiduran , tiba – tiba handphone gue bunyi. Ternyata dari Tari. Saat itu kira – kira pukul 23: 45 malam, waktu yang asoylah buat mimpiin Luna Maya.

“Tet.. tet” suara Tari terdengar lemah di seberang telpon.
“Kenapa?” jawab gue dengan sisa – sisa nyawa yang ada.
“Liat crayon kuning punya gue nggak?”
Gue matiin.

Tapi, bener apa kata pepatah. Dibalik sebuah kekurangan pasti ada sebuah kelebihan. Gue setuju banget. Hal lain yang paling gue suka selama mengenal lestari adalah dia teman yang asik buat diajak ngobrol. Gue ngerasa nyambung banget kalo lagi cerita sama dia. Apalagi ketika bahas tentang film. Terakhir film yang menjadi perdebatan kita adalah Ayat – ayat cinta, dan hal yang paling kita debatin adalah kenapa di film itu nggak ada adegan telanjangnya (Bukanlah perdebatan yang mendidik memang)

Dua hari setelah tragedy panas hilangnya sebuah crayon berwarna kuning itu, gue sempat punya problem. Cuma ada dua cara buat gue untuk ngelepasin beban yang ada di kepala. Kalo nggak nulis ya cedotin kepala di tembok. Dalam hal ini, gue memilih untuk cerita sama Tari.

Kenapa sama dia?

 Well, sebelumnya gue juga pernah curhat sama dia. Dari cara Tari merhatiin pas gue ngomong dan cara dia ngerespon omongan gue, kayanya dia tahu banget gimana caranya supaya orang lain merasa dihargai. Gue suka banget punya teman seperti ini.

Gue : “Gue tuh bingung deh” kata gue ke dia “ dibilang suka tapi gue nggak punya rasa apa – apa,       tapi pas dia nggak ada gue suka nyariin”

Dia : *Narok tangan di dagunya*

Gue : “Apa ini yang dinamakan cinta, yah? Tapi kalo cinta kok gue nggak deg – deg kan kalo dekat – dekat dia”

Dia : *Manggut – manggut*

Gue : “Jadi, gimana menurut lo? Gue harus gimana?

Dia : *Narik nafas sejenak*  “TET..” kata dia sambil megang pundak gue.

Gue : “iya?”

Dia : “Crayon gue sebenarnya di mana yah? Kok belum ketemu – ketemu”

Gue dongkol setengah mati.

Udah capek – capek ngomong, balik – balik ke crayon kampret itu lagi.
Gue berkesimpulan, Untuk saat ini kayanya gue jangan dulu ngobrol sama dia sebelum tu crayon ketemu. Bagi kalian, siapa saja di luar sanaaaa. Yang pernah ngeliat crayon warna kuning, entah itu crayon sedang tidur di jalanan atau lagi ngamen di lampu merah, tolong bilangin “DICARIIN SAMA EMAKNYA TUH !”







22 Mei 2013

BUNGA ASLI INDONESIA TERNYATA DIBERI NAMA TERBURUK DI DUNIA

Agak ironis juga sama postingan gue kali ini. Gue nggak tahu kenapa judulnya harus sehina itu. Kenapa nggak…. Misalnya,  Bencong Indonesia Memiliki Tetek Terbesar Di Dunia. Atau yang lebih kerennya lagi, Eyang Indonesia adalah Eyang tersubur Di Dunia. Tapi, seandainya gue harus memilih diantara kedua judul itu, Jomblo Indonesia adalah Jomblo Terbahagia Di Dunia adalah pilihan judul tepat yang akan gue pilih. Berhubung, sehubungan dan terhubung gue nggak sedang bahas tentang STATUS SOSIAL….  jadi gue nggak pilih ke- tiga – tiganya.

(Sebelum kalian baca lebih lanjut ada baiknya kalian tayamum telebih dahulu dan bentangkan sajadah kemudian… . tidur )

Terus terang, gue adalah salah satu orang yang paling kagum sama penemu. Seperti penemu Televisi pada tahun 1920 yang ditemukan oleh John Logie Baird gue nggak kebayang aja pada zaman itu, pada saat semua orang lagi asik – asiknya pergi ke kebun untuk bertani muncullah seorang Jhon Logie Baird dengan cerdasnya malah menemukan televisi. Walapaun, gue yakin saat itu…. dia bengong - bengong sendiri karena nggak punya acara apa – apa untuk ditonton.

Kekaguman gue sama penemu membuat gue resah dan gelisa menanti di sini, di sudut sekolah tempat yang kau janjikan (ini apaan coba?)

Oke lanjut..

Kekaguman gue sama penemu sama halnya kekaguman gue sama Tukul (Bukanlah kekaguman yang keren memang). Gue selalu bingung gimana caranya ide awal itu muncul untuk mereka menciptakkan sesuatu yang baru. Dan membuat perubahan besar walaupun benda yang mereka temukan itu kecil.

Kalo bukan penemuan – penemuan mereka yang keren itu, tidak mungkin juga Albert Einstein, James Watt, termasuk Sir Thomas Stanfort Raffles seorang Jendral Inggris yang menemukan Bunga Raflesia alias Bunga bangkai yang sampai saat ini mereka masih dikenang.
Kekaguman demi kekaguman itu juga membuat gue berusaha mati – matian untuk  bermimpi bisa menemukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang berguna untuk nusa dan bangsa dan tentunya perdamaian dunia. Suatu penemuan cerdas yang dapat gue wariskan untuk anak dan cucu gue kelak. Seperti menemukan… alat ngupil elektrik.




Ini adalah salah satu bahan yang sedang gue teliti dan gue menemukan fakta yang mengenaskan.

Perbedaan antara Bunga Raflesia dan Bunga Bangkai (Karena selama ini banyak orang, termasuk gue yg beranggapan Bunga Raflesia dan Bunga Bangkai itu sama.. ternyata berbeda)


Siapa yang tidak kenal dengan gambar bunga di atas. Yah! Inilah gambar bunga raksasa asli Indonesia yang terkenal itu. bunga ini diberi nama yang tidak lazim dan menyeramkan, yaitu Bunga Bangkai ! Bangkai dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata ‘Mayat’. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksud sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya.

Nama lain bunga ini dalam bahasa latin adalah Amorphophallus Titanium.
Namun tahukah kamu apa artinya ???

Amorphos berarti cacat, Phallus berarti penis, dan Titan berarti raksasa. Yah, inilah nama lain bunga kebanggaan kita. warisan kekayaan alam. Harta Negara tercinta.  Bunga Amorphophallus Titanium yang artinya Bunga Penis  Cacat Berukuran Raksasa. Wowww ! Keren sekali bunga asli Indonesia ini ! Aku bangga !

Sebelum kalian semua terlanjur, gue Cuma mau kasih saran aja kalo Amorphophallus Titanium bukanlah nama yang sedap untuk sebuah panggilan sayang ke pacar. Gak asik aja kalo tiba – tiba kalian lagi mesra – mesraan di suatu tempat yang romantic dan tiba – tiba pacar kamu melamar kamu dengan sebuah kata – kata yang puitis. Dan saat itu juga kamu menerimanya. Kemudian kamu bilang dengan penuh kemanjaan  pada lelaki itu “Penis cacat berukuran raksasa…. I love You”

19 Mei 2013

Pil Vitamin Itu..

Kayanya hidup gue nggak jauh – jauh dari kesialan deh. Gue juga nggak tahu, apa mungkin ini semua semacam kutukan akibat gue menolak cinta Agnes Monica, yah? (Buat fans Agnesmo : ASSALAMMUALAIKUM  AJA DEH ! )

Kemarin sore, sepulang dari kuliah, gue, Toha, Meri, dan Ebby duduk – duduk cantik di taman kampus sambil ngeliatin pertandingan futsal antar jurusan.  Yahhh, namanya juga cewek , ada – ada aja yang dikomentari kalo ngeliat cowok – cowok yang sedikit bening.
Seperti teman gue yang namanya Ebby, pas dia ngeliat cowok lagi lari – larian di lapangan, dengan riangnya dia bilang..

 “YAAAA AMPUNNN…. KERENNN  BANGEEEEET ! ”

Sejenak kemudian diteriak lagi..

“YAAAAAAHHH…… YAAAAAAHHH !”

Disaat semua orang pada diem, tiba – tiba dia teriak lagi..

“ AYO REBUT BOLANYA… AYO REBUT !”

Gue yang saat itu ada di samping dia,  Cuma bengong – bengong dongok ngeliat ekspektasi dia yang berlebihan (Padahal itu anak nggak ngerti apa – apa tentang bola).  Untuk menghilangkan rasa malu, Saat itu, yang ada di kepala gue Cuma satu Kalo semua penonton pada ngelirik ke arah kita : Pura – pura jadi tukang sapu kampus.

“Eh, By” kata gue, “Cowok mana sih yang lo teriak – teriakkin dari tadi?”

“YANG ITU TU… YANG ITU !” Jawab Ebby sambil nunjuk – nunjuk cowok yang berbaju biru di tengah lapangan.

“YAAAAH.. ELAHHH” kata gue, Toha, dan Meri lemes.

“Emang kenapa?”

“ITU KAN WASIT GOBLOK !”

Akhirnya kita semua ngakak rame – rame dan Ebby langsung diem. Sampai kita semua teriak sewaktu ada gol, dia Cuma senyum – senyum sambil ngeliatin wasit yang meniup peluit. Emang susah kalo udah jatuh wasit pada pandangan pertama.
Setelah babak pertama pertandingan itu selesai,  kita kembali ngobrol – ngobrol kaya manusia pada umum. Tiba – tiba disela – sela obrolan itu si Ebby ngeluarin Pil dari dalam tas - nya. Karena gue orangnya kepo, jadi gue langsung tanya aja itu Pil apaan.

“Pil apaan tu, By? ”

“Vitamin. Untuk nambah darah. Gue kan begadang terus gara – gara ngerjain tugas”

Mengetahui ada barang geratisan, naluri muka tembok gue pun muncul. Dengan beringasnya gue bilang.

“Bagi donk.. bagi donk” Pinta gue sambil nadahin tangan.

“Nih.. Ambil sendiri” Ebby langsung memberikan Pil itu ke gue.
Gue mengamati sejenak Pil kecil – kecil yang ada di dalam botol plastic berukuran kecil itu.

“Jangan dikunyah” kata Ebby ke gue “ langsung di telan aja”

“Emang kenapa?”

“Rasanya pahit. Kaya ngeliat muka lo” kata Ebby sambil ngasih air mineral ke gue.

“KAMPRET LO !”

Sebelum gue masukin Pil kecil berwarna kemerahan itu ke mulut, gue sempat mengendus – ngendus bau Pil tersebut.  Wajar aja kalo pahit soalnya baunya ngak enak bangeeet.  Baunya itu loh… kaya bau… Kaya bau Pil mungkin (Lha?)
Setelah Pil vitamin penambah darah itu masuk ke dalam mulut gue, apakah lantas darah gue langsung bertambah???

OW… TENTU SAJA TIDAKKKK, KAWAN !

Lima menit setelah gue mengkonsumsi Pil ajaib itu, pertandingan dimulai. Kita fokus pada pertandingan lagi. Sedang asik – asiknya menyaksikan pertandingan tidak seberapa itu, tiba – tiba Dina, teman sekelas gue datang menghampiri kita.

Dina : “Ebby.. Ebby.. Lo beli Pil itu tadi di mana?” kata Dina sambil gabung dengan kita – kita.
Ebby : “Di apotik depan, Din”
Gue : (Keponya kumat)  “Emang lo kurang darah juga, Din?”
Dina : “Enggak. Emang kenapa?”
Gue : “ Nggak. Pil itu kan untuk penambah darah” jawab gue sok tahu.
Dina : “Serius, lo?”
Gue : “Iya, gue dikasih tahu Ebby”
Dina : “Bukannya itu Pil untuk penghilang rasa nyerih?”
Gue  : *Bengong sambil melirik Ebby*
Ebby :  *Nahan ketawa*
Gue : “Maksud, lo?”
Dina : “Itu kan Pil untuk ngilangin nyerih cewek yang lagi PMS”
Gue : “SERIUSSSS LO?”
Dina : “Iya. Emang kenapa?”
Gue : “KAMPREEEEEET !”

Tiba – tiba Ebby, Toha dan Meri ketawa ngakak ngeliatin muka goblok gue. dan gue baru sadarrrrr. TERNYATA GUE DIKERJAIN ! SIAAAALL !

TERNYATA !!!!!
 Pil Vitamin Itu… Pil Vitamin Itu… ARRRRGGGGH !!!
Sampai akhirnya pertandingan futsal itu berakhir, gue masih bengong dongok sambil ngebayangin tiba – tiba celana gue basah karena keluar darah dari selangkangan. Oh, my God ! Aku hamil Mama… Aku hamil !!!

Rada – rada nggak elit juga kalo tiba – tiba terjadi kompilasi pada obat yang gue minum itu. Sewaktu dokter ngasih tahu sama Ibu gue, mungkin percakapannya bakalan kaya gini.
Dokter : “Maaf, Buk. Anak Ibu keracunan gara – gara meminum obat”
Ibu gue : “Yah Allah… Obat apa, dok?”
Dokter : “Obat penghilang nyerih wanita PMS, Buk !”
Ibu gue : “Langsung disuntik mati aja, dok. Daripada buat malu keluarga !”

16 Mei 2013

Tugasku Sayang Tugasku Malang


Untuk melepaskan kepenatan ini, Izinkanlah hambah triak sebentar “Aaaakkkkkk”

Oke, langsung cerita aja mungkin.

Beberapa hari ini gue lagi dibuat muak sama laporan praktikum. Demi Tuhan, kawan – kawanku,  tugas gue banyakkkk  bangeeet. Dari buat laporan praktikum Ekologi, laporan Histologi, sampai ke laporan Taksonomi Hewan. Dan semua laporan itu harus dikumpul secara beruntun setiap harinya.
 Dulu, kalo ada waktu luang pasti gue habisin buat nyari colokan, duduk di pojok kampus,  internetan sambil download film…. Siti Nurbaya. Nah sekarang,  ada waktu luang dikit aja pasti gue manfaatin buat ngerjain tugas.. tugas.. dan tugas. Dan kampretnya, semua laporan itu harus ditulis dengan tulisan tangan. Seandainya bisa, gue pengin banget sekali – kali ngerjain dosen yang ngasih tugas. Bukannya ngerjain tugas yang dikasih dosen. Tapi.. yah, udalah. Toh, Semuanya akan indah pada pantatnya.

(Backsound: Hymne Dosen)

Kayanya ngerjain tugas itu nggak jauh beda sama ngelupain mantan. Ini serius loh, soalnya, keduanya sama – sama butuh waktu. Dan disaat kita yang bener - bener butuh waktu tapi keadaan terasa mempercepat waktu (HALAH.  Pokoknya gitu ! )

Gara – gara deadline tugas itu juga anak – anak kelas gue nggak makan ke kantin. Mereka Cuma beli makanan tapi makanannya dibawa ke kelas. Bahkan ada juga yang emang sudah bawa bontot dari rumah. Dan sisa – sisa makan itu bisa merubah kelas yang tadinya bersih jadi mirip pasar daging.  Di dalam kelas, pokonya sampah udah kaya bencong, ada di mana – mana.
Entah mungkin emang lagi ketiban sial atau apa, tugas gue jadi korban dari kebiadabpan teman – teman gue. semuanya berawal dari salah satu teman gue yang beli gorengan dan dibawa ke kelas.

“Eh, ada yang mau gorengan nggak nih?” Teriak dia ke anak – anak lain yang lagi fokus ngerjain tugas.

Entah rakus atau memang lagi laper, tiba – tiba hampir satu kelas langsung membabi buta (Lebih tepatnya membabi gorengan mungkin) mereka dengan beringasnya berebut ngambilin gorengan yang masih panas itu. Ada yang ngabil dua, tiga, sampai ada yang dorong – dorongan. Udah mirip ngantre sembako.  Dari tempat duduk gue di belakang, gue bengong ngeliatin monyet – monyet itu rebut – rebutan gorengan di depan kelas. Karena nggak mau predikat rakus gue disandang oleh orang lain, akhirnya gue beranjak dari tempat duduk. Gue maju ke depan dengan beringasnya, mata gue tajam, pandangan fokus ke depan . Baru juga mau ngambil, eh gorengannya udah habis. Yang tinggal Cuma sisa – sisa serpihannya sama cabe. GEMBEL !

 Gue juga sempat diledekin sama teman – teman gue..
 “Jangan nangis.. jangan nangis” kata mereka.

Karena merasa gengsi, akhirnya gue beli sendiri. Dari kelas gue, di lantai tiga, akhirnya gue paksain untuk turun ke bawah. Cuma untuk untuk beli gorengan dan menelantarkan tugas – tugas yang sudah setengah gue tulis.

Setelah gue balik lagi ke kelas, anak – anak lain masih pada makan gorengan sambil ngerumpi  - ngerumpi nggak jelas dan ada juga yang masih ngerjain tugas. Tapi ada hal yang berbeda dari tempat gue duduk. Tugas gue yang tadi berserakkan tiba – tiba sudah tersusun rapi. Gue menatap nanar lembaran kertas – kertas itu dari jarak lima langkah. Heeemm.. tumben sekali ada orang yang baik yang mau ngerapiin tugas gue, gue mengumam dalam hati.  Setelah itu, gue fokus lagi ngelanjutin nulis.

Tapiiiii… Sewaktu tugas – tugas itu mau gue kumpul, ternyata ada yang kurang. Tugas gue hilang satu lembar.  Gue mulai panik. Gue bolak – balik setiap lembarnya dan gue hitung – hitung ulang. Tapi tetap nggak ngaruh. Nggak nambah, tetap kurang satu lembar. Gue cari – cari di sekitar tempat gue duduk tapi tetap nggak ketemu. Bahkan setiap sisi ruangan sudah gue telusuri. Sampai akhirnya, entah ada pirasat apa, gue kepingin banget ngacak – ngacak tempat sampah yang ada di depan kelas. Dan… Setelah gue acak – acak tempat tersebut, tergeletaklah segumpalan kertas yang pada awalnya gue kira itu sampah kertas biasa pada umumnya. Ternyata -  Itu  - Kertas  - Tugas -  Gue. ditambah lagi dengan bercak – bercak minyak sisa – sisa gorengan. Ternyata,  tanpa disengaja ada salah seseorang teman gue yang ngambil kertas tersebut untuk narok gorengannya di kertas yang sudah gue tulis. GEMBEL !
Akhirnya gue telat ngumpul dan minta izin untuk nulis ulang tulisan gue yang satu lembar itu lagi. huee


10 Mei 2013

Salam Jomblo

Pernah nggak sih lo merasa lagi kesal sama seseorang,  terus lo nggak bisa ungkapin?
Atau, pernah nggak lo merasa kesal sama diri lo sendiri karena lo nggak bisa buat diri lo sendiri bahagia?

Beberapa hari ini gue lagi ngalamin hal – hal seperti itu. Gue kesal sama teman gue yang pinjem duit (Kalo nggak ditagih, nggak bakalan punya niat untuk bayar), gue bosen sama kehidupan sehari – hari gue; Pagi – pagi udah buru – buru ke kampus dan baru bisa pulang kalo sore.

Tugas kuliah semakin hari semakin menumpuk dan waktu libur yang sudah dipakai untuk jadwal praktikum. Semua kejengahan itu membuat hari – hari yang gue lalu ibarat hari - hari yang indah untuk bunuh diri. Pokoknya gue bosennnn banget !

 Terkadang saat lagi sedih gue butuh banget ada seseorang yang hadir secara instan untuk gue. saat itu juga. Cuma untuk dengarin apa yang gue rasain. Just don’t say anything. Cuma untuk dengarin aja gitu..
Cuma sekedar buktiin kalau dia selalu hadir untuk gue, saat gue butuh dia.

Terkadang gue sirik sama teman – teman gue yang punya pacar. Iya, gue sirik sama mereka. Kalau ada apa – apa mereka tinggal bilang sama pacarnya.

“Sayang, aku lagi pilek. Ke sini yah”

Lima menit kemudian pacarnya langsung datang. Dibawain martabak lagi. Kemudian di tularin deh pileknya sama pacarnya.

Kalau mereka lagi kangen mereka enak, soalnya ada yang dikangenin.  Kalau mereka lagi sakit pasti enak, soalnya ada yang perhatiin.  Kalau mereka lagi laper pasti enak, soalnya ada yang nyebokin *Lha?*
pokoknya gitu deh.. kalau mereka lagi ada apa – apa pasti ada pasangannya yang buat mereka jadi semangat lagi.

Sementara gue?

Gue nggak boleh sakit.
Gue nggak boleh kangen.
Gue nggak boleh nggarep bakal ada yang perhatiin.
Gue nggak boleh cebok pake tangan orang lain. Pokoknya nggak boleh !

Terkadang gue coba – coba untuk menebarkan kode – kode ke cewek – cewek di twitter. Gue ngetwit yang galau – galau, berharap akan ada cewek yang bakalan jatuh cinta sama gue, gara – gara hilaf baca twit gue yang memabukkan itu.
Seperti ini contoh twit gue yang memabukkan itu “Ban sepeda aja baru bisa maju kalau berdua,  masa kita  jalan sendiri – sendiri”
Gue tunggu – tungguin kalau – kalau ada cewek yang bakalan nangepin. Dan tetap nggak ada yang peduli. Sekali ada orang yang mention dia minta folback. Mending cewek, ini cowok. Tatoan pula.

Kalau seandainya gue punya pacar mungkin asik kali yah. Ada orang yang buat hari – hari gue jadi berwarna lagi dan gue nggak perlu lagi berpikir kalau ada orang di luar sana yang mikirin hal yang sama seperti apa yang gue pikirin.

Gue nggak perlu lagi nyanyi lagu – lagu sedih..
Gue nggak perlu lagi setiap saat mengingat masa lalu..
Gue nggak perlu lagi merasa kesepian..

Dan gue nggak perlu lagi….

Gue nggak perlu lagi ngelanjutin tulisan ini. Kalau gue paksa lanjutin… GUE NGGAK KUATTT. HATI GUE KESIKSAAA..
Kalian pasti nggak rela kan, pas baca koran besok ada yang mati gara – gara baca tulisannya sendiri..















SALAM JOMBLO

1 Mei 2013

Tidak Perlu Judul


So, gue Cuma mau kasih tahu (walaupun nggak ada yang mau tahu) sekarang gue lagi sibuk – sibuknya praktek. Iye, emang susah jadi anak biologi. Pasti nggak jauh – jauh dari praktek. Praktek ngliat sel bawang lah, praktek ngeliat anatomi ikan lah, dan masih banyak lagi yang kalau diceritain gue bakalan kondean sangking lama dan panjangnya. Pokoknya banyak deh. Dan praktek itu tu, menurut gue.. NGGAK PENTINg – PENTING AMAT !

Sumpah !

Coba deh, lo pikirin. Praktek ngeliatin sel bawang merah. Terus selesai  bawangnya diliatin, bawang itu digambar. Apa pentingnya sih ngeliatin sel bawang? Dan apa juga pentingnya gambar sel bawang?

Seandainya gue jadi bawang merah, pasti ngebetein banget. Sudah  dikupas, diiris – iris, terus diamatin di mikroskop. Nggak berprikebawangan banget kan? Kalau bawang putih tahu pasti senang ngeliat bawang merah dijamah – jamah gitu.

Sebagai mahasiswa (yang  gue pikir kayanya gue salah jurusan) Yahh, gue nurut aja. Orang gambar gue ikut gambar. Orang ngamatin gue ikut  ngamatin. Walaupun gue nggak ngerti – ngerti amat sama apa yang gue amatin. Untungnya,  setiap kali buat laporan selalu ada teman gue yang rela untuk tugasnya dicopas. Selain teman sharing cerita – cerita mesum, menurut gue,  inilah salah satu fungsi teman yang sesungguhnya. hehe

Jadi, intinya. Hari – hari gue sekarang lagi dicabulin sama praktikum dan laporan – laporan yang selalu menari – nari indah diatas tenda biru (Gue juga nggak ngerti apa maksudnya)
Nah, gara – gara jam praktikum yang sudah berubah dari biasanya, gue juga ikut - ikutan jadi berubah. Kalau biasanya jam praktikum siang sekarang sudah pagi. Gara – gara itu, gue jadi mengubah kebiasanya – kebiasaan buruk gue dari yang sering bangun siang, mandi nggak pake sabun, sampai nggak bayar kalau naik bus kota.  Pokoknya,  gue yang dulu dengan gue yang sekarang udah beda. Kalau dulu gue sering bangun siang, Sekarang gue sudah bangun sedikit pagi, mandi masih nggak pake sabun, dan kalau naik bus bakalan bayar kalau ditagih sama keneknya. POKOKNYA GUE UDAH BERUBAH !

Oke deh. Segitu aja mungkin. Semoga gue selalu ada waktu untuk nulis di blog yang sedang di PHP - in sama beberapa komunitas ini. Dan blog gue ini akan selalu diisi dengan tulisan – tulisan gue yang  nggak penting – penting amat. Sewaktu gue lagi nulis ini aja gue lagi di labor, nungguin praktikum ekologi hewan.