23 Jun 2013

Puisi Yang Dibuat Dengan Segenap Asal - asalan

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana kau mencintainya.

Sesederhana waktu yang terus berlalu

Sesederhana pagi yang menjelang siang.

Sesederhana senja ditelan malam.

Aku hanya takut.


Takut pada diri sendiri dan takut pada kenyataan bahwa kamu mampu menerjemahkan perasaan ini lebih cepat.

Maka, yang ingin aku katakan adalah...

jika aku tidak mengatakannya, bukan berarti aku tidak merasakannya.

Hanya saja aku tidak menemukan kata – kata yang lebih sederhana dari perasaanku.

Sesederhana kau dan aku. Yang terus bersilang.

-Teruntuk Kamu (Palembang, 2013)

17 Jun 2013

Tentang Beberapa Hal

Hari – hari yang gue lalui belakang ini benar – benar ancur. Gue semakin sedikit memiliki waktu untuk melakukan ritual menulis. Selain nggak ada waktu, malas juga berperan besar atas semua ini. Terkadang, gue suka menyemangati  diri gue sendiri “Ayoo, you can do!”

Banyak hal yang terkadang lewat begitu saja tanpa ada kesan yang membekas. Padahal, kalau dimanfaatin bakalan jadi bahan yang menarik buat tulisan. Well, namanya juga orang sibuk. Jangankan untuk bagi - bagi cerita, ngurusin diri sendiri aja kadang lupa.

Untuk itu, gue minta maaf !
Gue minta maaf kepada draf - draf kosong yang tak sempat terisi. Gue minta maaf kepada kepala yang setiap hari harus menampung cerita – cerita aneh yang tak sempat untuk dibagi ke blog ini.

Gue minta maaf kepada : Kamu..kamu.. kamu dan kamu yang selama ini sering gue buat kesel.

Well, gue nggak bakalan cerita itu semua di sini mungkin. Gue takut ada pihak - pihak tertentu yang bakalan kesingung kalau mereka baca.


Masih berminat membaca tulisan ini?

Kalau tidak, kamu boleh melewatinya dengan menekan tombol close atau mematikan laptop. Tapi gue tetap akan menulis dan meneruskan cerita tidak seberapa ini. Bukan buat siapa-siapa, tapi lebih untuk diri gue sendiri agar kelak bisa ingat apa saja yang sudah gue lalui.

Beberapa hal yang belakangan ini ada dipikiran gue:

Pertama : Gue sering banget  (tanpa sadar) salah membedakan antara odol dan pembersih wajah. Kalao nggak odol yang dijadiin pembersih wajah, yah pembersih wajah yang dijadiin odol. Setiap kali gue cerita sama teman, tanggapan mereka rata – rata sama : Lo itu idiot!

Kedua : Gue beli parfume. Pertama kali gue cobain baunya enak banget. Setelah beberapa hari kok tiba – tiba enek. Apanya yang salah, yah?

Ketiga : Gue semakin pelupa. Seperti tadi, setelah makan, gue langsung nyelonong aja. Demi Tuhan, gue nggak punya niat untuk pura – pura lupa bayar.

Keempat : Gue pengin bisa membelah diri. Bukan ! bukan seperti amoeba. Gue pengin seperti naruto yang bisa berubah banyak. Gue Cuma berkhayala bisa bertukar pikiran dengan diri gue sendiri.

Kelima : Gue baru sadar, selama 21 tahun gue hidup.. gue belum punya apa - apa untuk dibanggain.

Keenam : Gue berharap, tahu depan akan ada sesuatu yang baru, yang bakalan mengubah hari - hari yang membosankan ini.

Ahh, sudahlah. Terlalu meracau sepertinya tulisan ini..

12 Jun 2013

Apakah Saya Sedang Jatuh Cinta?

Kata orang jika kamu ingin menulis maka tulislah apa yang kamu lihat, kamu dengar dan kamu rasakan.

Dan pikirkan perasaan yang paling kuat diantaranya. Maka tulislah..

Saat ini saya ingin menulis tentang cinta.

Apakah saya sedang jatuh cinta?

Ohhh, tentu saja tidak.

Saya tidak sedang jatuh cinta dengan siapapun.  Saya hanya ingin membahasnya saja. Walaupun sebenarnya menulis tentang cinta itu sangatlah rumit. Tapi, saya ingin membahasnya dengan sudut pandang yang berbeda. Dari apa yang saya ketahui.
Entah ini hanyalah gurauan basi atau apapun itu menurut kalian nanti. Saya tidak peduli !

Mungkin saya tidak bisa menganalogi kannya secara indah seperti menggabungkannya dengan anekdot terkeren atau mengungkapkannya dengan puisi yang cantik yang dibalut dengan kata – kata puitis.

Ohh.. tentu saja saya tidak bisa. Saya bukanlah penulis hebat.

Saya hanya ingin membuat semua ini menjadi sederhana. Agar kamu mengerti tanpa harus ada yang membuat kita saling menyakiti.

Dan dengan penuh kebencian akan saya katakan… saya sangat menyukai kamu.

Dengan semua ketidak sadaran diri. Saya suka saat kamu tersenyum dan saya suka saat kamu tertawa  ketika melihat kekonyolan yang saya perbuat, walaupun, pada akhirnya saya terlihat bodoh di mata kamu.

Saya suka melihat ekspresi kamu bercerita. Saya suka saat mendengarkan kamu bernyanyi. sementara saya selalu berpura – pura tidak peduli dibalik semua kekaguman ini.

Saya suka saat kita berpapasan. Saya suka dengan semua kecanggungan saat mata kita bertemu. Dan kita selalu bersikap seolah – olah semuanya biasa – biasa saja. Kemudian kita saling berpaling di balik jutaan gengsi yang tersimpan.

Saya suka saat kamu berbicara setelah kamu tahu waktunya diam telah habis. Saya suka dengan cara kamu yang pandai menempatkan diri. saya suka semua cara kamu.

Saya nyaris kehabisan oksigen ketika mengetahui kamu ada di dekat saya. Tololnya, Yang ada di kepala saya hanyalah ambisi – ambisi untuk melupakan kamu sebelum semua ini terlalu dalam.

Tapi, semakin saya berusaha untuk menjauh, selama itu juga saya merasa kehilangan kesempurnaan.

Dan seperti yang sudah saya bilang, jangan berpikir saya sedang jatuh cinta. Saya hanya ingin menuliskan apa yang ada di kepala. Saya ingin menuliskannya, agar tidak lupa. Itu saja !


9 Jun 2013

Bangunkan Akuuu : Another Morning Disaster

Gue sempat dengar di salah satu stasiun radio, penyiarnya mengatakan, menurut para peneliti pekerjaan yang paling cocok untuk orang – orang yang mengidap penyakit insomnia itu berbau seni.  Dan setelah gue search ternyata benar. Dan pekerjaan yang cocok buat gue kayanya seni lukis. Lebih tepatnya seni lukis bantal. Lebih tepatnya lagi seni lukis bantal pakai iler.
Eniwei, gue punya kebiasaan jelek soal bangun pagi. Kebiasaan jelek di sini maksudnya,  bukan sewaktu gue bangun muka gue jadi jelek, bukan ! Gue masih ganteng kok. Masih mirip Gojin di film Mak Lampir.

Selama beberapa hari ini, gue selalu bangun kesiangan. Semua ini disebabkan karena ketidakmampuan pantat gue untuk menangkap suara alarm HP yang berbunyi. Hasilnya…gue telat ke kampus !

Setiap kali gue bangun, gue selalu ngucek – ngucek mata, garuk – garuk punggung, liat kiri kanan. Tarik nafas untuk beberapa  menit,  kemudian…. balik lagi tidur. Pokoknya gitu terus setiap pagi.
Kadang – kadang kalo lagi iseng liatin isi celana dalem dulu,  buat mastiin kelamin gue udah berubah belom.
Terkadang, gue sudah kaya burung gereja. Kalo panas yah ke panasan, kalo hujan yah kebasahan. Ini serius loh. Gue tuh kalo bangun pagi, yah pagiiii banggeeeet. Tapiiii, kalau bangun siaaangg, siaaangg bangeeet. Yang sialnya tuh, kalau ada kuliah siang gue bangun pagi. Kalau ada kuliah pagi gue bangun sianggg.

Seperti kemarin, gue tidur jam 1 pagi, sebelum tidur gue emang selalu nyetel alarm di hp gue. dan kampretnya jam 4 pagi gue udah kebangun sementara alarm yang gue stel jam 6.

Penyebab bangun duluan dari pada suara alarm ini kerap kali membuat gue datang ke kampus suka telat. Karena setiap kali gue bangun jam 4, gue langsung nggak bisa tidur, pas jam 6 (yang seharusnya jatah gue bangun)  gue malah  ngantuk lagi dan tanpa sadar ketiduran lagi. Alhasil gue baru bisa bangun jam 10.

Pelajaran Ekologi hewan adalah pelajaran yang mengharuskan gue untuk selalu bangun pagi. Dosennya juga killer abisss. Jam 7:30 semua harus masuk. Telat dikit aja jangan harap dibolehin masuk. Kalau pun boleh, harus berdiri dulu di depan kelas selama setengah jam pelajaran. Kalo udah begitu, mendingan disuruh keluar deh kalo gue.
 selain itu, hal yang paling gue kagumi dari dosen satu ini adalah cara mengajarnya yang cepat, lincah, keras, dan cadas. Mantap abiss. Saking takjubnya, kadang – kadang beliau sukses bikin semua mahasiswa bengong – bengong mesum ngeliatin tulisannya yang sudah mirip tulisan arab jaman dulu.

Dipelajaran ini juga  jumlah ketidakhadiran gue lebih asoy daripada jumlah cintaku padamu. SALAH KETIK. Dipelajran ini juga jumlah ketidakhadiran gue lebih banyak daripada jumlah istri Eyang Subur. MASIH SALAH KETIK. Dipelajaran ini juga jumlah ketidakhadiran gue lebih banyak daripada jumlah kehadiran gue. didorong oleh rasa takut itu juga gue berusaha untuk mati – matian tepat waktu kalau ada pelajaran beliau. Yang sialnya, Seperti biasa juga lagi – lagi gue kebangun sebelum alarm berbunyi.

Gue bangun jam 4 : 35 sementara alarm yang gue stel jam 6. Mengetahui kalau gue bakalan ketiduran lagi, gue berusaha untuk tidak ketiduran dengan mencari kesibukan di dalam kamar, seperti maen laptop, baca novel atau yang lebih ekstrimenya lagi main monopoli sendirian.

Sampai jam 6 gue buruan mandi dan bersiap berangkat ke kampus. Jarak dari tempat gue ke kampus lumayan jauh, kira – kira tiga harilah kalau sambil ngesot. Menuju kampus, gue menaiki kendaraan tercepat di dunia, kendaraan sejuta umat, harta warisan si doel anak betawi yang sampai saat ini belum juga punah (Baca : angkot)

Sampainya di gerbang kampus, gue lari – larian menuju lantai 3, kelas gue. jarak dari lantai 1 menuju lantai tiga pun lumayan buat capek soalnya harus menyusuri anak tangga.
Gue melirik jam tangan, jam 07 : 35. Gue sudah telat selama  5 menit. Mampuss !
Butuh sekitar 3 menit untuk sampai ke lantai 3. Gue lari secepat – cepatnya. Nafas gue udah nggak teratur, baju sudah hampir basah karena keringat.

Tepat di samping kelas. Gue berhenti sejenak, menarik nafas pelan – pelan sambil merapikan pakaian. Gue deg – deg an. Setelah itu gue maju pelan – pelan.

pelan…pelan.. sangaaat pelan..

kemudian pelan..

semakin pelaaaan..

Hap ! Tepat di depan kelas.

Gue berhenti.  Gue buka pintu pelan - pelan.

Creeeeet..

Pintu kebuka.

Seluruh mata tertuju ke arah gue. gue bengong,  kaget melihat ekspresi mereka yang seolah – olah baru kali ini melihat ada malaikat yang datang telat.
Gue melirik tempat duduk dosen. Kosong.
Pelan – pelan gue masuk sambil nyengir – nyengir nggak jelas. Tepat di depan kelas, gue melihat tulisan terpampang besar PAK UDIN HARI INI TIDAK MASUK !
Seketika itu juga teman – teman gue nyorakin rame – rame, dengan penuh keiklasan mereka bilang “KETIPUUUU !!”

Kampreeet !

Gue ketipu sama ekspresi mereka. Ternyata dosennya nggak masuk. GEMBEL !

 Oiya, menu blog gue baru dua tuh. Ada yang mau kasih saran nggak, kira - kira diisi sama apa? 


8 Jun 2013

SEPANJANG JALAN KENANGAN

Kemarin, teman gue, si Budi ngajakin main ke rumah saudaranya. Katanya sih ada urusan penting. Sebenarnya sih gue males banget untuk keluar rumah malam – malam. Apalagi malam itu hujan gerimis. Tapi, karena gue orangnya cinta alam dan kasih sayang sesama gembel, akhirnya… ya udalah.

Dan hal tergembel yang tidak pernah gue tahu adalah si Budi ini baru dua kali main ke rumah saudaranya itu,  jadi tidak diragukan lagi kalau monyet ini bakalan lupa jalan. Setelah melewati jalan berlumpur disiram hujan hatiku hancur – hancur karena abaaaangggg. Gue baru sadar,  ternyata fungsi gue di sini sebagai teman tersesat sepanjang perjalanan. Gue juga barutau setelah Budi minta pendapat ke gue setiap kali ada persimpangan.

“Menurut lo, kita ke kiri atau ke kanan?” Tanya Budi ke gue.
“HAAA? Lo nggak tahu jalan?” jawab gue panik.
“Bukan nggak tahu, gue Cuma lupa”

Saat itu juga gue sudah punya firasat cantik, kalau kita bakalan melewati malam yang panjang.
Misi utama kita adalah mencari mini market bernama Arizona. Kenapa Arizona? Baca aja dulu biar ramai biar gaduh sampai mengaduh..

25 menit kemudian kita dihadapkan kembali pada sebuah persimpangan.

“Lo yakin lewat sini?” Tanya gue nggak percaya.
“Tenang aja, gue mulai ingat” jawab Budi yakin.
“Kita mau cari Mini Market Arizona, kan?”
“Iya”
Motor terus melaju dengan kecepatan normal. Sementara gerimis belum juga berhenti.
“Nah, di depan ada persimpangan lagi tuh” kata gue

Ketika mendekati perempatan. Kecepatan motor semakin berkurang. Dan di sinilah kami sekarang. Lagi – lagi harus menentukan persimpangan. Seandainya nentuin milih cewek mungkin akan gampang – gampang aja. Tinggal bilang aja dengan gaya songong  “Neng aje deh nyang ikut abang”

“Gimana nih?” tanya gue bingung
“Trust me !” Budi belok ke sebelah kanan.
“Ohh.. lo udah ingat sekarang?”
“Pake Feeling aja” jawab Budi keren
“Serius lo, Bud. Kita mau cari Arizona, lo?”
“Jangan cerewet deh” kata Budi ke gue.

Sepuluh menit kemudian terpampang tulisan Arizona di sebuah Mini Market. Yeahhhh !
Semua lelah hilang, tubuh yang kedinginan mendadak panas. pantat gue yang capek terasa pindah ke muka Budi ! Lampu – lampu jalanan memendarkan cahayanya. Perjalanan melelahkan itu akan segera berakhir. Seolah – olah ada cahaya terang yang menuntun kami untuk menuju ke sana. Sejenak kemudian gue pengin sujud sukur sambil ngecup kening Budi. Tapi semua itu seketika berubah setelah gue tahu kalau Arizona hanyalah sebagai patokkan jalan yang sebenarnya.

“Kayanya lorong ini deh, lorong samping Arizona” kata Budi yakin.
“Jadi kita belum sampai?”
“Belumlah !”
“Jadi?? ” Gue kesel
Dia Cuma nyengir- nyengir “Heheheheeee”

Gue pengin cari mobil yang mau ngelindes Budi.

Beberapa kali kita muter – muter di sebuah komplek perumahan, yang akhirnya Cuma menemuin jalan buntu. Dan akhirnya kita balik lagi ke tempat awal : Arizona.
Pengin banget gue jedotin kepala ke helm dan pura – pura pingsan, biar dibawa ke rumah sakit. Terus minta anterin pulang. .

Entah ada angin apa, tiba – tiba Budi masuk Mini Market untuk beli minum. Dan setelah ditanya sama embak – embak kasir, ternyata – Arizona – Ada – Dua.

Jadi kesimpulannya, kita salah tempat.

Kita mutar balik arah, kembali ke perempatan tadi. Setelah ditanya sama orang – orang sana ternyata Arizona ada di persimpangan  sebelah kiri. GEMBEL !

Pukul 22 : 00, Diperjalanan menuju Arizona kedua, kita berhenti disebuah tempat makan. tempatnya sederhana banget dan nggak rame. Tempat yang pas lah buat bunuh teman sendiri. Sambil menunggu makanan datang,  gue ngibas – ngibasin rambut gue yang basah.

tiba – tiba si Budi nyanyi.

Budi : Aku terjatuhhhh daaaan tak bisa bangkit lagiiiii.
Gue : *Bengong*
Budi : Aku tenggelammm dalam lautannn lukaaaa dalammm
Gue : *Masih Bengong*
Budi : Aku tersesat dannn tak tauu arah jalan pulaaangggg
Gue : *jadi Sedih *
Budi + Gue : *Sambil pelukkan* Akuuuu tanpaaaamu butirannn debuuuu..

Setelah sedih – sedihan, akhirnya Budi marah sama gue karena gue minta bayarin.
Butuh waktu sekitar tiga menit untuk kita nemuin rumah saudaranya itu. gue perhatiin rumah – rumah di situ hampir sama. Dari mulai pagernya, bentuk, warna, dll. Gue sempat mikir, jangan – jangan yang punya rumah mukanya juga sama.
  sampainya di depan pagar rumah, gue bengong lagi. Kampungan gue kumat. Gue takjub ngeliat rumahnya yang gedeeeeee banget. Ada kucing anggoranya lagi. Bukan Cuma satu ada lima. Pas kita mau manggil, tiba – tiba ada satpam komplek yang lagi jaga.

“Cari siapa, dek?” Tanya satpam tersebut.
“Cari rumah Pak Umar” Jawab Budi.
“Ohh.. rumah pak Umar yang depan dek, bukan yang ini”

Lagi – lagi gue pengin mukul kepala Budi pake pentungan satpam.

Nggak lama dari itu, saudaranya Budi manggil dari depan pagar. Kita pun masuk. kita selama dari bencana alam. Dunia kembali terasa indah.
Karena takut salah lagi, karena udah kemalaman, akhirnya kita tidur di sana. Dikasih makan, dikasih minum, dan nggak dikasih cewek.

2 Jun 2013

Laron..Oh Laron

Belakangan ini gue lebih sering baca – baca tentang dunia hewan. Ini semua gue lakuin bukan semata – mata karena gue anak Biologi. Cuma karena gue nggak punya bahan untuk ditulis aja mungkin. Tapi seru juga sih bisa tahu perilaku aneh di dunia perhewanan. Gue jadi tahu kalau Belalang sembah yang cowok itu bakalan mati setelah melakukan perkawinan sama belalang sembah betina. Gue juga  jadi tahu kalau kelelawar adalah satu – satunya hewan mamalia yang bisa terbang.
Gue jadi tahu, cewek bakalan marah kalau pantatnya dicolek. IYA, GUE BARU TAHU ! 




Salah satu hal yang baru gue tahu adalah tentang laron. Ternyata  ada fakta unik tentang laron. Laron yang sering kita temui di rumah atau pun di jalanan ini ternyata metamorphosis dari sebuah rayap. Udah pada tahu yah? BAGUS !


Selama kaum laron menjadi rayap, mereka nggak punya sayap. Mereka masih satu keluarga sama semut, ini semua karena mereka adalah hewan social yang hidup secara berkoloni. Untuk bertahan hidup rayap – rayap ini memakan kayu, baik yang sudah lapuk maupun kerangka rumah. Terkadang,  kalau mereka lagi kumat bisa – bisa mereka makan hati, makan BH sama makan kolor. INI RAYAP ATAU SUMANTO COBA ?


Di awal musim penghujan, Laron - laron dewasa akan memiliki sayap. Mereka berbondong-bondong keluar dari sarang beterbangan dengan sayap baru  menuju cahaya. Sementara Laron yang masih anak - anak  belajar  mencicipi pahit manisnya kehidupan luar dengan cara berjudi, mabok – mabokkan dan pulang subuh. 


Dari sebuah perjalanan panjang itu hal terakhir yang mereka tuju adalah cahaya. Mereka akan berkumpul di sekitar cahaya untuk mencari pasangan yang kemudian akan membentuk koloni rayap baru. Sang betina yang terpilih akan menjadi ratu di dalam koloni yang baru itu nantinya. Dan Laron yang tidak menemukan pasangan, akan mati keesokan harinya. Gue yakin, Laron - laron yang jelek bakalan depresi banget kalo ada rayap ganteng di sekitarnya.
 

Dari semua ini gue jadi belajar tentang sebuah perjuangan yang sederhana. Gue jadi ingat quotes dari  Martin Luther “Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya, maka kehidupannya tidak berharga” mungkin itulah yang sedang diperjuangankan oleh Si Laron. Walaupun dia tahu bakalan mati kalo nggak dapat pasangan,  tapi dia punya sesuatu untuk diperjuangkan sampai akhir hayatnya. Macho lu, Ron !
 

Cinta itu emang kampret sekampret – kampretnya. Bahkan untuk seekor laron pun cara cinta bekerja itu menakjubkan.
 

Kekaguman gue sama rayap tidak kalah sama ke kaguman gue sama nyamuk. Nanti gue bakalan bahas tentang nyamuk aahhhh..

Gue juga kagum sama perjuangan nyamuk dalam bertahan hidup. Bayangin aja, dalam sekali makan aja nyamuk harus mempertahankan nyawanya. Bahkan, banyak dari kaum nyamuk yang mati secara konyol di tangan kita. 


Terkadang gue sirik sama kegigihan hewan – hewan ini. Gue sebagai manusia lebih gampang nyerah dan cepat mengeluh. Apalagi pada saat gue berada di titik kejenuhan, gue gampang banget ngeluh.  Padahal dari segi kemampuan gue lebih unggul dari rayap maupun nyamuk. Apalagi dari segi kegantengan. 


Terkadang gue mikir, di luar sana, ada nggak sih orang yang sedang merasakan hal yang sama dengan apa yang gue rasain. Gue gak pernah ngerti sama diri gue sendiri kenapa terkadang sebuah hal yang (kayaknya) kecil bisa begitu jadi besar buat gue. gue jadi gampang kecewa, marah dan putus asa.


Tapi dari laron dan nyamuk juga gue sadar, kalau selama ini gue terlalu sering ngeluh dan cepat putus asa. Gue punya kemampuan, gue punya bakat yang harus diasa. Gue punya sahabat yang selalu ada buat gue. Gue punya keluarga yang sudah berharap banyak dari gue. 

Dan tentunya... gue punya mimpi.
Mimpi yang sampai saat ini selalu membuat gue bahagia untuk lelah dan tersenyum saat terjatuh. Mimpi – mimpi yang sampai saat ini hanya mengapung di atas kepala. Tentang sebuah rencana besar yang selalu membangunkan gue dari tidur semalaman. Dan mimpi – mimpi itu akan selalu gue tunggu untuk menjadi nyata, seperti teh manis yang akan gue minum setiap pagi sebelum melalui hari – hari yang melelahkan.